KedaiPena.com – Kehadiran Pameran Buku Big Bad Wolf diharapkan bukan hanya memberikan akses buku murah tapi untuk jangka panjangnya adalah peningkatan literasi di masyarakat Indonesia.
Public Relations Big Bad Wolf (BBW) Books Indonesia, Andri Suharyono menyatakan kehadiran pameran BBW yang dilakukan di berbagai kota merupakan salah satu upaya untuk membantu meningkatkan literasi dari masyarakat Indonesia, terutama anak-anak.
“Yang kita inginkan adalah kita memberikan buku baru setiap tahunnya, buku dengan harga terjangkau, buku denga kualitas terbaik. Karena apa? Kita ingin selalu ada penambahan orang yang mau membaca buku. Dan setelah kita selesai pameran, maka kegiatan baik ini kita “serah terima” ke toko buku. Jangan sampai mati upaya kita untuk mengajak orang melihat buku. Dari melihat, nanti akan membaca,” kata Andri pada awak media di sela pameran BBW di Bandung, Jumat (24/5/2024).
Tak hanya menyediakan buku baru, ia menyatakan, tapi BBW juga menyediakan berbagai inovasi dan promosi.
“Seperti di tahun ini, kami menyediakan vending machine untuk buku. Jadi tidak cuma minuman dan makanan saja, buku juga bisa dibeli di vending machine. Dan, kami juga menyediakan buku berbahasa Korea,” tuturnya.
Andri menyebutkan walaupun setiap kota memiliki buku favorit masing-masing, seperti di Bandung ini, yang favorit adalah buku teknik, misalnya arsitektur, tapi dalam setiap pameran BBW porsi terbesar adalah buku anak, yakni mencapai lebih dari 50-55 persen.
“Kenapa buku anak yang banyak? Ya karena tujuan kita tadi, untuk meningkatkan literasi, dengan membangun budaya membaca sejak dini. Sejak usia anak-anak,” tuturnya lagi.
Dan untuk membangun lingkungan yang nyaman dalam mencari buku, ia menyatakan bahwa BBW memiliki standar dalam penentuan lokasi pameran.
“Satu hal yang pasti, mencari buku itu tidak bisa sebentar, paling tidak dua atau tiga jam. Sehingga, pertama, lokasinya harus luas, jadi bisa menampung banyak buku. Kedua, punya akses parkir yang luas dan aman, jadi yang datang tak perlu repot memikirkan parkir. Ketiga, tempatnya harus bersih dan adem, jadi yang mencari buku bisa nyaman. Keempat, punya akses transportasi yang banyak dan panjang waktunya. Kelima, lokasinya juga harus mampu menampung buku dalam jumlah banyak,” kata Andri.
Ia menyampaikan di setiap kota dimana BBW hadir, dipastikan animo masyarakat sangat tinggi dan meningkat setiap tahunnya.
“Untuk tahun ini, setelah Bandung, kita akan mengunjungi Surabaya, Bali, dan Yogya. Masih ada dua kota lagi, tapi belum confirm,” ujarnya.
Dan, kehadiran BBW di luar Jawa pun tak kalah dalam menarik pengunjung.
“Kita pernah ke Makassar, Balikpapan di tahun 2018 dan 2023, dan ke Medan sudah dua kali. Untuk luar Jawa, lebih banyak yang dicari adalah buku Indonesia. Animo mereka juga bagus. Karena kan akses mereka juga susah ya,” ujarnya lagi.
Ia berharap kehadiran BBW setiap tahunnya bisa membantu membangkitkan budaya baca di Indonesia, yang harapan jangka panjangnya adalah peningkatan literasi Indonesia.
“Targetnya pengunjung itu datang. Kalau sudah datang, besar kemungkinan mereka akan membeli. Harapannya, orang tua akan menularkan minat baca ke anak, anak yang datang menularkan ke temannya. Sehingga, ini bisa mendorong, semakin banyak masyarakat Indonesia yang membaca,” pungkasnya.
Laporan: Ranny Supusepa