KedaiPena.com – Upaya pemerintah untuk melakukan pengentasan Tuberculosis (TB) di Indonesia, dengan target 65 per 100 ribu, tak hanya dilakukan dengan perubahan pencarian kasus TB, tapi juga dengan mendorong para pihak untuk melakukan penelitian seputar pengobatan TB, pendeteksian TB dan mendorong masyarakat untuk memeriksakan diri ke layanan kesehatan terdekat.
Dirjen Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (P2P), Kementerian Kesehatan, Maxi Rein Rondonuwu menyampaikan memang belum ada yang secara resmi melakukan penelitian atas masa pengobatan penyakit TB.
“Kemenkes sangat membuka peluang untuk penelitian tersebut. Karena ada beberapa negara, terutama perusahaan obat yang sudah melakukan. Juga di Indonesia. Tapi untuk sampai dimananya, saya juga tidak tahu pasti,” kata Maxi Rein dalam Diskusi P3S, Senin (5/6/2023).
Ia menyatakan peluang tersebut juga dibuka untuk para akademisi untuk meneliti hal ini.
“Termasuk juga untuk meneliti hal lainnya terkait TB. Misalnya, untuk meneliti kenapa ada pasien yang resisten pada obat TB. Bahkan kami sudah memberikan bantuan mesin sequencing pada beberapa perguruan tinggi untuk membantu penelitian,” ucapnya.
Selain dari sisi obat, Maxi menyebutkan Kementerian Kesehatan juga mendorong pemeriksaan mandiri TB, seperti yang saat ini dilakukan banyak perusahaan atas dorongan Kementerian Tenaga Kerja.
“Sekarang kita lakukan active case finding. Bahkan saat ini Kemenkes sudah melakukan piloting case finding di 8 provinsi yang memiliki tingkat kasus TB tinggi. Jadi yang mau periksa bisa dilakukan. Sekarang juga, sudah ada yang melakukan dengan alat rontgen untuk deteksi cepat,” ucapnya lagi.
Dorongan ini juga dapat dilakukan oleh sektor pendidikan, lanjutnya, yang menginginkan adanya pengetesan TB untuk para peserta didiknya.
“Untuk pengetesan ini tidak dikenakan biaya alias gratis. Sehingga kami sangat mendorong seluruh elemen masyarakat dapat bekerja sama untuk mendorong tercapainya target pengentasan TB di Indonesia ini,” pungkasnya.
Laporan: Ranny Supusepa