KedaiPena.com – Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Mohammad Faisal menilai tantangan utama presiden baru adalah memastikan Indonesia dapat keluar dari jebakan negara berpendapatan menengah atau middle income trap.
“Cara untuk mencapai tujuan itu adalah dengan mengejar pertumbuhan ekonomi 6-7 persen per tahun,” kata Faisal, ditulis Jumat (16/2/2024).
Ia menyatakan presiden terpilih, tidak cukup hanya meneruskan program dari Presiden Joko Widodo.
“Selama 10 tahun ini jurus yang diandalkan Jokowi hanya bisa membuat pertumbuhan ekonomi berada di level 5 persen. Harus ada kebijakan yang lebih manjur dan lebih cepat,” ujarnya.
Faisal juga menyatakan kebijakan hilirisasi Jokowi memang bisa dilanjutkan, namun program itu harus dipastikan bisa menumbuhkan industri di dalam negeri.
“Hilirisasi selama 5 tahun dijalankan sendiri punya catatan kelam, dari sisi lingkungan, sisi sosial dan tata kelola antar pelaku bisnis, itu perlu diperbaiki,” ujarnya lagi
Selain itu, presiden juga punya pekerjaan besar lain yaitu menciptakan lapangan kerja. Ia mengatakan efek pandemi terhadap meningkatnya pengangguran belum berakhir. Pembukaan lapangan kerja ini, kata dia, harus dibarengi dengan peningkatan kualitasnya.
“Tantangannya adalah menciptakan lapangan kerja yang masif, tapi juga punya kualitas,” kata Faisal.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan untuk menjalankan program hilirisasi dan program kesejahteraan juga memiliki tantangan dari sisi anggaran. Ketika ada program baru tanpa ada pengelolaan anggaran, maka yang terjadi adalah beban utang yang bertambah.
“Hilirisasi misalnya, itu kan untuk bisa menarik investor luar harus ada insentif pajak dan tax holiday, itu sebenarnya kan juga belanja,” pungkasnya.
Laporan: Ranny Supusepa