KedaiPena.Com- Diperlukanya darah segar untuk kepengurusan Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah periode 2022-2027. Hal itu eks Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof. Dr. M. Din Syamsuddin dalam Dialog Kebangsaan Musyawarah Pimpinan Wilayah Muhammadiyah NTB, di Mataram beberapa waktu lalu.
Menurut Ketua Pimpinan Ranting Muhammadiyah Pondok Labu ini, tantangan yang dihadapi ke depan, baik pada skala nasional maupun global akan semakin berat, krusial, hingga menantang.
“Sebagai kekuatan masyarakat madani nyata di Indonesia dan elemen dari gerakan Islam global Muhammadiyah perlu memberi respons yang tepat, cermat, dan strategis, baik untuk masalah Indonesia maupun tantangan dunia,” kata Din seperti dikutip dari siaran pers yang diterima Kedai Pena, Minggu,(30/10/2022).
Atas dasar itu, kata Din, pimpinan pusat Muhammadiyah meniscayakan kepemimpinan responsif, transformatif, dan independen. Din menekankan, pimpinan ideal Muhamamdiyah tentu harus sejalan dengan jatidiri, visi, dan misi itu sendiri.
“Sebagai gerakan Islam maka pimpinan Muhammadiyah pertama dan utama harus memahami secara baik dan benar ajaran-ajaran Islam dari kedua sumbernya yaitu al-Qur’an dan As-Sunnah al-maqbulah. Selain itu, perlu juga memahami aliran-aliran pemikiran di kalangan umat Islam sehingga mampu membawa Muhammadiyah secara baik dan benar,” jelas Din.
Din melanjutkan, pimpinan PP Muhammadiyah ke depan juga tentu harus memahami paham keagamaan atau ideologi Muhammadiyah. Bahkan, bila perlu mampu mengembangkannya.
“Karena Muhammadiyah lebih dari sekedar organisasi tapi gerakan maka pimpinan Muhamamdiyah perlu memiliki kemampuan menggerakkan, mengembangkan segala sumber daya ke arah pencapaian tujuan gerakan,” tegas Din.
Din melanjutkan, pimpinan pusat PP Muhammadiyah perlu mampu membangun relasi dan komunikasi sosial baik secara nasional maupun internasional.
Hal ini karena Muhammadiyah adalah faktor efektif dalam bangsa yang majemuk, dan sudah diakui serta dihargai di dunia internasional.
“Di tengah tarikan kelompok kepentingan politik dan rezim penguasa maka pimpinan Muhammadiyah harus merupakan figur-figur yang mandiri, berintegritas, luas dan luwes dalam pergaulan, serta tegas dalam pendirian,” imbuh Din.
Menurut Din Syamsuddin, PP Muhammadiyah satu periode terakhir sudah bagus dengan kiprah dan performa y-!( efektif. Hal ini ditunjukkan dengan bertambahnya amal usaha baik dalam bidang pendidikan, kesehatan, maupun sosial, dan ekonomi.
Bahkan gerakan dakwah pencerahan Muhammadiyah sudah merambah mancanegara dengan berdirinya cabang-cabang istimewa, organisasi saudara (sister education), dan juga lembaga pendidikan tinggi seperti Universitas Muhammadiyah Malaysia di Perlis, Muhammadiyah College di Melbourne, dan Sekolah Muhammadiyah utk pengungsi Palestina di Lebanon.
“Untuk meningkatkan peran demikian, dan menjawab tantangan zaman baru Pimpinan Pusat Muhamammadiyah perlu ditambah dengan darah segar yang dinamis dan progresif,” jelas Din.
Din mengakui, kepemimpinan Muhammadiyah di tingkat pusat yang digerakkan dua intelektual-ulama, yaitu Prof. Dr. Haedar Nashir dan Prof. Dr. Abdul Mu’ti, telah mampu menampilkan kepemimpinan harmonis, visioner, dan berkemajuan.
“Keduanya masih diperlukan untuk melanjutkan gerak organisasi pada satu periode ke depan, bersama para anggota pimpinan lain. Tentang siapa yang disepakati sebagai Ketua Umum hanyalah hal siapa yang dimajukan selangkah dan ditinggikan seranting,” pungkas Din.
Laporan: Tim Kedai Pena