SELAMAÂ ini Indonesia dikenal lemah dalam mengantisipasi situasi konflik dan perubahan di dalam tatanan keamanan regional dan internasional. Sebuah contoh dari kegagalan meramalkan jatuhnya rezim militer di Myanmar.
Indonesia seharusnya dapat menduga adanya agenda terselubung pihak Amerika Serikat dan sekutunya dari Eropa Barat, bahwa selain untuk menggulingkan rezim militer Myanmar dan pada saat yang sama kekuatan-kekuatan asing tersebut juga sedang berusaha untuk mendapatkan akses kepada kekayaan alam dan sumberdaya alam yang ada di bumi Myanmar.
Sehingga Myanmar secara geopolitik dan geostrategis berada dalam pengaruh Amerika dan Eropa Barat. Seperti kita ketahui bersama Republik Rakyat Cina juga masuk sebagai suatu kekuatan baru di ASEAN yang mengincar Myanmar sebagai basis sumberdaya alam dan kekayaan alam bagi kepentingan ekonomi dan strategi Cina.
Maka bukan mustahil jika Myanmar di masa depan bisa menjadi sumber instabilitas di kawasan Asia Tenggara utamanya ASEAN. Karena akan menjadi ajang pertarungan dan persaingan global antara Amerika-Eropa, Jepang, dan Cina.
Hasil studi juga menunjukkan perdagangan senjata di Asia dan Pasifik mencapai 44% dari perdagangan impor senjata di seluruh dunia. Tidak hanya Cina yang menaikkan anggaran militernya, impor senjata India juga meningkat tajam dan itu termasuk pengiriman pesawat udara meliputi 120 Su-30MK dan 16 MiG-29K dari Rusia serta 20 Jaguar Ss dari Inggris.
Di Asia, bahkan Cina sekarang menjadi pengekspor senjata terbesar keenam setelah Amerika Serikat, Rusia, Jerman, Prancis,dan Inggris. Indonesia harus mencermati pesatnya perlombaan senjata di kawasan, karena hal ini bisa dipastikan akan meningkatkan ketegangan militer di kawasan Asia Pasifik.
Kelemahan kita dalam melakukan antisipasi gelombang isu transnasional seperti demokratisasi, keterbukaan, hak azasi manusia, dan lingkungan hidup yang telah mengubah nilai-nilai serta kebiasaan yang ada di tanah air dan belum tentu cocok dengan falsafah dan konstitusi negara Indonesia, telah menimbulkan benturan kepentingan yang bisa mengarah kepada ancaman disintegrasi bangsa Indonesia.
Singkatnya jika mengamati dinamika global, regional maupun nasional maka dapat dilihat ancaman yang sedang dan akan mengancam kedaulatan dan keutuhan NKRI meliputi ancaman ideologi seperti melunturnya wawasan dan etos kebangsaan, ancaman politik seperti melemahnya otoritas negara dan meningkatnya derajat kebebasan yang nyaris tanpa batas.
Mengentalnya feodalisme yang ditandai dengan kuatnya upaya berburu kekuasaan, fanatisme golongan dan instabilitas pemerintahan (sebagai dampak dari sistem multipartai dan sistem pemilihan langsung), ancaman ekonomi meliputi sistem ekonomi kapitalis (neoliberalisme) yang menyebabkan perekonomian nasional dikuasai kekuatan modal asing. Ketergantungan pada bantuan ekonomi asing, ancaman sosial budaya seperti makin merebaknya paham materialisme, konsumerisme, hedonisme, permisivisme dan individualisme, ancaman hukum seperti korupsi, penggelapan pajak, serta sidikasi pengedaran narkoba yang semakin luas operasinya.
Ancaman agama dengan adanya  upaya mengadu-domba atar umat beragama dan intern umat beragama sehingga telah mengganggu kerukunan hidup umat beragama dan tentunya ancaman hankam seperti  separatism, terorisme, masalah aneksasi dan penyerobotan wilayah perbatasan, dan penguasaan oleh negara tetangga.
Mengingat kurangnya kemampuan memprediksi perubahan lingkungan strategis, ditambah dinamika perubahan di dalam negeri maka peran yang dapat dilakukan oleh TNI baik sebagai kekuatan pertahanan, kekuatan moral maupun kekuatan kultural dalam melaksanakan Sishan(kam)rata harus membangun postur sumber daya manusia TNI masa depan yang mumpuni.
Didukung oleh sistem pembinaan jati diri TNI yang profesional, sistem pendidikan yang modern, kesejahteraan prajurit yang memadai serta sistem pembinaan kemanunggalan TNI-Rakyat yang baik.
Sistem Pendidikan Yang Modern
Untuk mendapatkan profil prajurit masa depan yang modern dan profesional harus dimulai dari skema perekrutan yang baik, lengkap dan canggih. TNI perlu melakukan peninjauan kembali secara lengkap mulai dari perumusan organisasi, personil, material / logistik agar sinkron satu dengan lainnya sehingga dalam pelaksanaan rekruitmen calon Taruna Akmil memiliki kualtitas dengan standar yang prima.
Pembentukan kelompok kerja atau komite khusus yang betujuan membangun cetak biru perubahan untuk dilaksanakan secara bertahap, sistematis, lengkap dan berkesinambungan terhadap definisi, kriteria, standard kualitas dan berbagai macam alat tes dst di dalam sistem rekrutmen TNI saat ini.
Sistem seleksi atau penyediaan personil calon taruna Akmil yang berorientasi masa depan merupakan titik kritis dalam proses pembentukan perwira militer. Profil calon Taruna Akmil masa depan harus bersumber dari talenta Indonesia asli yang berkualitas melalui serangkaian program dan kampanye yang terukur harus mampu menarik talenta dan sumber daya terbaik dari seluruh nusantara.
Selanjutnya melalui serangkaian proses dan sistem seleksi yang canggih, modern dan terintegrasi sehingga dapat melakukan identifikasi DNA calon Taruna Akmil yang unggul dan terlepas dari politik uang, sponsor serta dinasti dari pihak tertentu.
Sistem pendidikan perwira hari ini akan menentukan kualitas pimpinan di masa depan, oleh karena itu sistem pendidikan perwira harus mendapat alokasi anggaran yang lebih besar, perhatian dari pimpinan TNI sehingga pendidikan didukung oleh tenaga pendidik, kurikulum, praktisi SDM profesional, sarana pendukung dan lingkungan yang modern, dan metode yang baik sesuai kebutuhan militer di waktu mendatang.
Perubahan kurikulum pendidikan perwira TNI dengan basis teknologi yang sudah berkembang dengan begitu menakjubkan dan military science modern harus mampu membentuk perwira sebagai prajurit sejati yang profesional untuk dapat menjawab tantangan multi dimensional di masa depan
Dengan dilakukannya serangkaian perubahan fundamental dalam proses, sistem dan program sumber daya manusia di tubuh TNI, Indonesia telah melakukan sebuah investasi awal untuk dapat mengantisipasi perubahan di lingkungan strategis yang terjadi dan mampu menghadapi ancaman dari negara tetangga seperti Singapura, Malaysia dan Australia.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa akan selalu bersama dengan prajurit TNI dalam menjaga kedaulatan dan kehormatan seluruh rakyat, bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Oleh Ivan Taufiza, Pengamat dan Praktisi Sumber Daya Manusia