KedaiPena.Com – Direktur Rumah Politik Indonesia Fernando EMaS menilai penganiayaan terhadap pendukung capres-cawapres nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD di Boyolali oleh anggota TNI Yonif 408/Suhbrastha menjadi ujian bagi Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto dan KSAD Maruli Simanjuntak.
“Apalagi penganiayaan dilakukan terhadap pendukung pasangan salah satu kontestan pilpres 2024 yang sangat mungkin menjadi penilaian bagi masyarakat tentang tidak netralnya TNI karena dianggap berpihak pada salah satu pasangan capres dan cawapres,” kata Fernando dalam keterangan, Senin (1/1/2024).
Fernando menegaskan, Agus dan Maruli
harus membuktikan kepada semua pihak bahwa TNI bersikap netral pada pilpres 2024 dengan memberikan sanksi berat kepada 15 prajurit TNI yang terlibat penganiayaan di Boyolali.
“Seluruh institusi negara termasuk TNI, Polri dan ASN harus tunduk dan taat pada negara bukan kepada Jokowi walaupun saat ini sedang menjabat Presiden. Apalagi kalau sampai menjalankan dan mengamankan agenda politik pribadi memenangkan Gibran, anaknya pada pilpres 2024,” jelas Fernando.
Fernando menyarankan Agus dan Maruli mundur dari jabatannya apabila terbukti ada upaya menekan dan meminta keduanya untuk mengamankan agenda politik pribadi Jokowi. Fernando memandang, hal tersebut sangat jauh lebih terhormat.
“Akan lebih baik dan terhormat kalau keduanya mundur saja dari jabatannya,” pungkas Fernando.
Diketahui, kasus penganiayaan oleh anggota TNI menimpa dua relawan Ganjar, yakni Arif Diva Ramandani yang merupakan seorang mahasiswa dan Slamet Andono selaku pekerja swasta.
Aksi brutal ini terekam dalam sebuah video dan beredar di media sosial. Tampak sejumlah orang semula berada di pinggir jalan raya yang diduga berada di depan markas Batalion 408. Tak lama, terduga pelaku langsung menghampiri pemotor yang tengah melintas.
Sebanyak 15 anggota TNI personel Kompi B Yonif Raider 408/Suhbrastha Boyolali kini diperiksa tim penyidik TNI usai insiden tersebut. Komandan Polisi Militer Kodam IV Diponegoro Kolonel CPM Rinoso Budi menyebut tak semua yang diamankan dan diperiksa terlibat dalam pemukulan atau penganiayaan.
“Ada yang cuma ikutan, bawa motor korban, tarik korban, dan lainnya. Makanya pemeriksaan saat ini masih berlangsung, saya dan Tim Pomdam juga di Solo memantau pemeriksaan,” kata Rinoso.
Laporan: Muhammad Hafidh