KedaiPena.Com- Begawan Ekonomi Rizal Ramli menyoroti pernyataan International Monetary Fund atau (IMF) yang menyebut jika negara-negara miskin tidak dibantu akan ada generasi yang hilang.
IMF sendiri pada Jumat, (5/2/2021), mendesak negara-negara maju untuk menyediakan lebih banyak sumber daya bagi negara-negara berpenghasilan rendah.
“Tapi syarat dibantunya harus jual aset negara kayak krismon 98 di RI, Yunani, Venezuela dan Argentina. Lalu, subsidi ke rakyat miskin dihapus, pinjaman harus dibayar ke bankir asing bukan untuk menolong rakyat yang sedang kelaparan dan pengangguran dan lalu pajak dinaekin,” sindir RR, ditulis Rabu, (10/2/2021).
Tidak hanya itu, lanjut RR, peringatan IMF akan adanya kerusuhan sosial di negara-negara berkembang lantaran kemunduran standar hidup hanya membuat takut.
“Kalau jujur mau bantu negara miskin lakukan ini, IMF bisa tidak turunin bunga utang, perpanjang jatuh tanggal tenor utang menjadi 30 tahun, tukar utang dengan carbon credit serta hapus utang seluruhnya atau sebagian besar,” papar RR.
Tidak hanya itu, RR juga menantang, apakah IMF berani memberikan jaminan utang negara miskin kepada para investor SUN.
“Mau gak? Bisa gak? Jangan sok bantu tapi tujuannya ngerampok,” kata RR.
Tidak hanya itu, RR lantas juga menyinggung, prediksinya akan meningkatnya utang pemerintah meningkat di tahun 2022 menjadi Rp 8.669 triliun.
“Tambah utang BUMN Rp 5.600 triliun posisi tahun 2020, diperkirakan kalau dijumlah utang pemerintah dan BUMN tahun 2022 bisa menjadi Rp 15.000 triliun,” tandas RR.
Sebelumnya, IMF memperingatkan kemunculan “Divergensi Besar” dalam pertumbuhan global yang bisa membahayakan stabilitas dan memicu kerusuhan sosial di tahun-tahun mendatang.
Karena itu, lembaga keuangan internasional tersebut mendesak negara-negara maju untuk menyediakan lebih banyak sumber daya bagi negara-negara berpenghasilan rendah.
Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva mengatakan, 50% negara berkembang berisiko semakin tertinggal.
IMF juga mendesak negara-negara maju untuk menyediakan lebih banyak sumber daya bagi negara-negara berpenghasilan rendah.
IMF juga memperingatkan munculnya “divergensi besar” dalam pertumbuhan global yang dapat membahayakan stabilitas dan memicu keresahan sosial di tahun-tahun mendatang.
Laporan: Sulistyawan