KedaiPena.Com – Penangkapan yang dilakukan jajaran Polda Metro Jaya terhadap kelompok Islam yang akan melakukan demo 3 April tadi pagi adalah sebuah tindakan arogan.
Tindakan aparat kepolisian ini membingungkan publik, apalagi alasan penangkapan itu lagi-lagi dengan dalih makar.
Indonesia Police Watch (IPW) mendesak polisi perlu menjelaskan secara transparan aksi makar seperti apa yang akan mereka lakukan.
Sebab beberapa waktu lalu Polda Metro Jaya juga sudah menangkap sejumlah tokoh kelompok nasionalis dengan tuduhan makar.
Sekarang polisi kembali menangkap sejumlah tokoh Islam dengan tuduhan makar.
“Jika mengikuti pola pikir Polda Metro, ini berarti ada dua kelompok yang hendak melakukan makar yakni kelompok nasionalis dan kelompok agama,” kata Neta S Pane, Ketua Presidium IPW dalam keterangannya ditulis Sabtu (1/4).
Tapi anehnya, sambung dia, kenapa TNI tenang-tenang saja. Kenapa BIN tak memberi sinyal bahwa negara sudah gawat dengan adanya kelompok nasionalis dan agama hendak melakukan makar.
“Anehnya lagi hingga kini para tokoh nasionalis yang pernah ditangkap dengan tuduhan makar tidak jelas keberadaan kasusnya. Bahkan Berita Acara Pemeriksaan atau BAP-nya cenderung ditelan bumi karena tak pernah dilimpahkan ke kejaksaan,” curiga dia.
Sebab itu, polisi harus menjelaskan secara transparan bagaimana nasib BAP kasus makar terhadap tokoh-tokoh nasionalis itu dan bagaimana nasib BAP tokoh-tokoh Islam yang dituduh makar dan sudah ditangkapi itu nantinya.
“Sebab apa yang dilakukan Polda Metro Jaya akhir-akhir ini sangat membingungkan. Ada apa dengan polisi, jangan sampai polisi dituduh memihak salah satu calon gubernur jakarta dan hanya karena ada pihak tertentu yang mendemo calon gubernur itu, polisi langsung main tangkap dengan tuduhan makar,” seru Neta.
Untuk itu IPW mendesak polisi segera melimpahkan BAP kasus makar sebelumnya agar bisa dituntaskan dan dibuktikan di pengadilan.
“Apakah tuduhan polisi terhadap mereka benar sesuai faktanya atau hanya reka rekaan polisi untuk melakukan kriminalisasi tokoh-tokoh kritis dan sekaligus berpihak pada cagub tertentu,” tandas dia.
Laporan: Muhammad Hafidh