KedaiPena.com – Menanggapi terbitnya Surat Keputusan Bersama Dirjen Perhubungan Laut, Dirjen Perhubungan Darat, dan Kepolisian RI terkait pengaturan lalu lintas selama arus mudik dan arus balik Lebaran 2025, Ketua umum Himpunan Kawasan Industri (HKI), Sanny Iskandar menilai bahwa pembatasan operasional angkutan barang selama 16 hari ini perlu dipertimbangkan dangan seksama karena dampaknya sangat luas.
“HKI menekankan bahwa kebijakan ini tidak hanya mempengaruhi sektor transportasi dan logistik, tetapi juga berdampak pada kelancaran rantai pasok di berbagai industri, termasuk manufaktur, perdagangan, ritel, dan e-commerce,” kata Sanny, Rabu (12/3/2025).
Ia mengungkapkan bahwa Lebaran merupakan periode dengan lonjakan permintaan yang tinggi, baik untuk kebutuhan pokok, barang konsumsi, maupun sektor industri pendukung lainnya.
“Dengan adanya pembatasan operasional angkutan barang dalam durasi yang panjang, dikhawatirkan akan terjadi keterlambatan distribusi yang dapat mengganggu stabilitas pasokan dan harga barang di pasaran,” ujarnya.

Selain itu, industri e-commerce yang menjadi salah satu sektor dengan pertumbuhan tercepat di Indonesia juga akan terkena dampaknya. Meningkatnya transaksi belanja online menjelang Lebaran membutuhkan sistem logistik yang efisien dan cepat.
“Jika distribusi barang terganggu, maka kepuasan konsumen dan keberlanjutan bisnis e-commerce bisa terancam, yang pada akhirnya berimbas pada roda ekonomi digital secara keseluruhan,” ujarnya lagi.
HKI maupun asosiasi sektoral industri terkait, lanjutnya, mendorong pemerintah untuk mengevaluasi kembali kebijakan ini dengan mempertimbangkan keseimbangan antara kelancaran arus mudik dan kebutuhan dunia usaha.
“Solusi yang lebih fleksibel, seperti pembatasan yang lebih pendek atau pemberian diskresi khusus bagi sektor-sektor esensial, dapat menjadi alternatif untuk menjaga kelancaran distribusi tanpa mengorbankan mobilitas masyarakat yang hendak merayakan Lebaran,” pungkas Sanny.
Laporan: Ranny Supusepa