KedaiPena.Com-Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat Kamhar Lakumani menilai bahwa Presiden RI ke 6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ingin menyampaikan semangat rekonsiliasi dalam cerita mimpinya bersama Presiden Jokowi dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Hal itu disampaikan Kamhar sapaanya
menanggapi cuitan SBY yang bercerita soal mimpi bersama Presiden Jokowi dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Dalam mimpinya tersebut, SBY bercerita menaiki kereta bersama Jokowi dan Megawati.
“Semangat yang ingin disampaikan Pak SBY bahwa rekonsiliasi akan menjadi fondasi hubungan yang kokoh dan kondusif untuk terbangunnya kolaborasi dan sinergi seluruh elemen bangsa, termasuk antar partai politik untuk menunaikan janji-janji kemerdekaan,” tegas Kamhar, Selasa,(20/6/2023).
Kamhar menegaskan, bahwa apa yang disampaikan oleh SBY melampui pesan soal urusan politik di tahun 2024. Kamhar mengaku yakin SBY ingin menyampaikan soal semangat dalam mewujudkan Indonesia Emas tahun 2045.
“Jadi pesan ini melampaui sekedar politik kontestasi 2024 mendatang, namun lebih dari itu, ini bagaimana mewujudkan Indonesia sebagai negara maju, Indonesia Emas 2045,” papar Kamhar.
Kamhar mengakui, dirinya tak memiliki kemampuan dalam menafsirkan mimpi. Namun, kata Kamhar, ketika SBY menyampaikan dan bercerita soal mimpinya ke ruang publik pasti memiliki maksud dan tujuan.
“Saya pribadi menangkap bahwa semangat dan pesan yang ingin disampaikan Pak SBY dari cerita mimpi tersebut adalah semangat rekonsiliasi dalam bingkai silaturahmi politik kebangsaan,” tegas Kamhar.
Kamhar menjelaskan, dalam kehidupan politik yang masih diwarnai relasi patron klien dan seperti sekarang ini, silaturahmi tokoh-tokoh bangsa menjadi kunci dalam politik menjadi sangat penting dan relevan.
“Terlebih semakin kompleksnya problematika kebangsaan yang dihadapi dan memasuki tahun politik menjelang Pilpres 2024, maka silaturahmi politik di level elit menjadi penting untuk menciptakan suasana yang kondusif, teduh dan menyejukkan,” papar Kamhar.
Kamhar pun menambahkan, dirinya tidak ingin mengulang kembali dinamika politik dalam tensi yang terlalu tinggi dan panas seperti pada 2019 yang lalu.
“Jika kembali berulang, bukan tidak mungkin akan melampaui daya tenggang kita sebagai bangsa yang pada gilirannya merobek tenun kebangsaan,” tandas Kamhar.
Laporan: Tim Kedai Pena