KedaiPena.Com – Sekretaris Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Hasto Kristiyanto menjawab pernyataan Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia atau PSI Kaesang Pangarep mengenai ketidakjelasan arah pemerintahan Ganjar-Mahfud.
Hasto sapaanya menyebut justru capres nomor urut dua Prabowo Subianto yang tak jelas karena menjadi sosok yang sebenarnya antitesis terhadap Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).
“Kalau kita liat dari Pak Prabowo dari rekam jejaknya, dari program dan dari karakter, gaya kepemimpinannya Prabowo antitesis dari Pak Jokowi,” kata Hasto menjawab pertanyaan wartawan di sela Safari Politik ke Kampung Jawi, di Jawa Tengah, Minggu (17/12/2023).
Hasto kemudian mencontohkan rekam jejak Prabowo yang menjadi antitesis Jokowi, yakni kebijakan Menhan RI itu yang menambah utang luar negeri demi membeli alutsista, di saat rakyat dihadapkan kenaikan kebutuhan pokok.
“Contohnya apa ketika rakyat menghadapi kenaikan harga kebutuhan pokok Pak Prabowo malah menambah utang luar negeri untuk membeli alutsista, memangnya kita mau perang, sehingga rakyat ditakut-takuti bahwa kita pengin perang, kita perlu senjata yang hebat,” lanjut Hasto.
“Padahal di dalam pengadaan senjata banyak kajian-kajian yang mengatakan, pembentukan PT Teknologi Militer Indonesia diisi kroni-kroni beliau, sehingga ada dugaan terhadap penyalahgunaan kewenangan dari Menhan,” kata pria yang hobi mendaki gunung itu.
Menurut Hasto, kebijakan Prabowo justru kontras dengan Jokowi yang memilih turun menemui rakyat ketika harga kebutuhan pokok naik.
“Maka, ini menunjukkan programnya berbeda. Kalau Pak Jokowi turun ke rakyat. Kalau Pak Prabowo pilih pinjam hutang luar negeri untuk beli senjata, padahal kita tidak perang,” kata dosen Universitas Pertahanan (Unhan) itu.
Sementara itu, kata Hasto, bagi kandidat capres-cawapres nomor urut tiga Ganjar Pranowo dan Mahfud MD, perang yang dihadapi Indonesia ialah soal memberantas korupsi, kemiskinan, dan kebodohan.
Menurutnya, Ganjar dan Mahfud menjadi kandidat yang bakal menyempurnakan semua program pemerintahan terkini apabila kedua sosok terpilih.
“Jadi dengan penjelasan saya ini, semoga Mas Kaesang tidak bingung lagi. Sementara Pak Ganjar Pranowo itu betul-betul memperbaiki untuk lebih baik. Lebih baik itu apa? Kartu-kartunya yang banyak dijadikan satu, menjadi KTP Sakti,” Hasto melanjutkan.
“Kemudian koordinasi antar pemerintahan melalui digitalisasi interconnected di dalam pelayanan publik. Saat ini ada 27 ribu pelayanan publik dengan platformnya sendiri-sendiri, rakyat bingung. Ini semua ditingkatkan fungsinya. Jadi Pak Ganjar dan Prof Mahfud itu memperbaiki, menyempurnakan, bergerak lebih cepat, dan energinya jauh lebih hebat,” tandas Hasto.
Sebelumnya, Kaesang Pangarep menilai sosok Anies Baswedan membawa narasi perubahan dalam debat, Prabowo melanjutkan pemerintahan Jokowi, sedangkan Ganjar Pranowo di posisi kebingungan.
Laporan: Tim Kedai Pena