KedaiPena.Com – Di sela kunjungannya ke Korea Selatan (Jumat, 14/12/2018) pagi, Menko Kemaritiman Luhut Panjaitan sempat berdialog dengan Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim, Kemenko Kemaritiman Purbaya Yudhi Sadewa tentang kritik yang mengatakan bahwa penguatan yang terjadi pada rupiah dikarenakan pemerintah menambah utang baru.
“Kalau hanya karena utang saja, maka rupiah justru akan melemah karena pasar melihat bahwa kita tak berdaya dan hanya mengandalkan utang saja untuk mengatasi masalah ekonomi kita, ” ujar Purbaya yang juga seorang ekonom, ketika berdialog dengan Menko Maritim.
Menurutnya ada beberapa faktor yang mendorong penguatan rupiah seperti, fundamental ekonomi Indonesia yang jauh lebih kuat dari dugaan banyak pengamat. Ekonomi di triwulan ke-3 tahun 2018 masih tumbuh di atas 5%.
“Inflasi masih terkendali, stabilitas sosial politik masih terjaga dengan baik artinya tidak ada perburukan pada variabel-variabel ekonomi Indonesia,” jelasnya.
Menurut Purbaya, perjanjian ‘swap’ dengan Singapura dan China baru-baru ini menunjukkan kepercayaan kedua negara tersebut kepada Indonesia masih tinggi, ini juga sekaligus memperkuat ‘second line of defense’ terhadap mata uang Rupiah.
“Pelaku bisnis dari luar negeri juga percaya kepada Indonesia seperti mulai terlihat arus ‘direct investment’ ke Indonesia. Seperti investasi di Morowali, Weda Bay, CPC Taiwan, dan baru baru ini Pegatron. Ini semua menunjukkan iklim investasi di Indonesia mengalami perbaikan yang signifikan,” katanya kepada Menko Luhut.
Menko Luhut mengatakan dengan aktifnya Presiden, dirinya dan menteri-menteri lain melakukan ‘road show’ untuk bertemu investor sambil menjelaskan bahwa keadaan ekonomi Indonesia masih berada pada jalurnya juga menjadi faktor yang menenangkan bagi para penanam modal.
“Perkembangan inilah yang membuat para investor di pasar obligasi tidak memindahkan investasinya ke negara lain, di sisi lain investor saham mulai masuk kembali ke Indonesia,” kata Purbaya menjelaskan.
Menurutnya, faktor-faktor tersebut lah yang membuat banyak kalangan semakin sadar bahwa fondasi ekonomi Indonesia baik. Dalam keadaan demikian tidak ada alasan lagi spekulan untuk berspekulasi dolar, mereka lebih memanfaatkan uang mereka untuk usaha.
Laporan: Muhammad Hafidh