KedaiPena.Com – Animo masyarakat untuk mendaki Gunung Merapi via jalur Sapuangin, Klaten terus meningkat. Namun, pihak Taman Nasional Gunung Merapi tidak tertarik menambah kuota pendaki.
Demikian dikatakan Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah 2 Balai Taman Nasional Gunung Merapi, Iskandar di Kampus STP Bandung, belum lama ini.
“Terkait pendaki sendiri, semakin ramai, tapi kita konsisten dengan kuota 20-40 per hari. Jadi kita tidak berupaya menambah, kita menghitung untung rugi,” tegas dia.
Ia pun mengatakan, para pendaki yang naik melalui jalur-jalur tikus, semakin hari semakin menurun.
“Kita tetap beranggapan merela ilegal dan kita terus suarakan untuk menyampaikan. Pada umumnya, sepengetahuan saya, para pendaki semakin patuh dengan jalur resmi Sapuangin. Sebab, saya kira pada umumnya jalur tikus cukup beresiko. Mereka (pendaki) tahu, jalur legal itu dipantau, sementara yang ilegal tidak dipantau,” imbuhnya.
Jadi, jika terjadi kecelakaan di jalur pendakian ilegal, akan direspon dengan cepat oleh pengawas dari pihak taman nasional.
Ia pun menjelaskan pemberdayaan di Taman Nasional Gunung Merapi. Kebanyakan, masyarakat sekitar taman nasional menjadi yang operator pendakian, sementara saat ini pengelolaannya masih dipegang oleh taman nasional.
“Di Sapuangin, teman-teman di Base Camp yang jadi operatornya. Kita sekarang kerjasama, ke depan sambil lihat perkembangan, nanti kita berikan izin supaya mereka bisa jadi operator yang lebih profesional,” sambung dia.
Sementara untuk konservasi, taman nasional fokus untuk hanya membuat dua jalur pendakian, yakni New Selo dan Sapuangin. Lebar jalur pun dibuat tidak luas, hanya 20-40 meter.
“Upaya konservasi lain, adalah soal sampah, kita kasih edukasi terutama para operator agar memperhatikan soal sampah,” Iskandar melanjutkan.
Untuk target jangka pendek, ia mengatakan, akan pengembangan kapastitas SDM operator dan petugas taman nasional. Selain itu akan ada perbaikan sarana dan prasarana.
Laporan: Ricki Sismawan