KedaiPena.com – Cuaca ekstrem yang terjadi beberapa hari belakangan ini menimbulkan kekhawatiran masyarakat untuk merayakan pergantian tahun di wilayah pesisir, seperti Ancol dan PIK. Tapi menurut data para peneliti, sejauh ini, diprakirakan cukup aman untuk menggelar perayaan di wilayah Ancol dan PIK Jakarta. Tentunya dengan tetap mengikuti kabar terbaru dari pihak berwenang.
Pengajar Prodi S2 Hidro-Oseanografi, Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL) Widodo Setiyo Pranowo menjelaskan bahwa berdasarkan data pasang surut di Pantura Jakarta, untuk malam tahun baru, Sabtu 31 Desember 2022, antara pukul 18:00 WIB hingga 23.00 WIB, elevasi muka laut kondisinya adalah surut atau berada di bawah ‘Mean Sea Level’ (MSL) atau elevasi duduk tengah, dan juga dibawah ‘Mean Low Water Springs’ (MLWS) atau elevasi rata-rata yang diperoleh dari dua muka laut rendah berturut-turut selama periode pasang purnama.
“Dari hasil perhitungan Laboratorium Hidro-Oseanografi STTAL, ketinggian elevasi muka laut yang dibangkitkan oleh gaya pasut pada malam tahun baru itu diprediksi sekitar 0,4 meter, sementara MSL untuk kawasan Ancol adalah sekitar 1,6 meter, dan MLWS sekitar 1 meter. Jadi, bisa dikatakan bahwa kondisi elevasi muka laut di kawasan Ancol dan sekitarnya pada malam tahun baru diprediksi aman,” kata Widodo, Sabtu (31/12/2022).
Ia mengungkapkan hasil serupa juga sudah disampaikan oleh Peneliti Ahli Utama Bidang Astronomi dan Astrofisika, Profesor Thomas Djamaluddin, yang berdasarkan komputasi, menunjukkan prakiraan muka laut pasang maksimum yang berpotensi menyebabkan rob di Pantai Utara Jawa termasuk Jakarta adalah terjadi pada 24 Desember 2022 lalu.
“Artinya prakiraan Profesor Thomas Djamaluddin tersebut menambah kepercayaan bahwa kondisi elevasi muka laut akibat pasang surut pada malam tahun baru adalah aman,” ucapnya.
Namun, lanjutnya, kondisi muka laut akan lebih aman lagi, apabila tidak ada kiriman Gelombang dengan ketinggian yang lebih dari 1,5 meter. Gelombang yang dimaksud tersebut adalah Gelombang Alun (Swell wave) dari Selat Karimata, dan juga Gelombang akibat Angin (Wind wave) dari Selat Sunda.
Secara umum, pada Musim Angin Barat yang berlangsung dari Desember hingga Februari, angin bergerak dari Barat dan Barat-Laut menuju ke Timur atau Tenggara. Angin inilah yang membangkitkan gelombang.
Fenomena ini pernah terjadi antara tanggal 3 hingga 16 Desember 1993, ada Angin Taifun atau Siklon Tropis bernama ‘Manny’, bergerak dari Samudera Pasifik Barat menuju ke barat, dan ketika melewati Laut Natuna Utara dan Laut China Selatan pada 14 Desember 1993, ternyata membangkitkan Gelombang Alun yang menjalar melewati Selat Karimata lalu tiba di Laut Jawa 10 hari kemudian. Pada 24 Desember 1993 alat pengukur elevasi muka laut (tide gauge) di Tanjung Jati Jepara merekam tinggi gelombang sekitar 2 meter, dari yang semula sebelum tanggal tersebut hanya 0,5 meter. Kejadian tersebut telah dipublikasikan di International Journal of Geomate volume 15 nomer 48 halaman 114-120 oleh Yati Muliati, Ricky Lukman Tawekal, Andojo Wurjanto, Jaya Kelvin, dan Widodo Setiyo Pranowo. Namun, sayangnya para penulis, ketika riset, tidak mengetahui apakah ada alat pengukur pasang surut (tide gauge) di Pantai Utara Jakarta yang sempat merekam Gelombang Alun tersebut.
“Jadi, bagi warga yang ingin merayakan malam tahun lebaran di pantai utara Jakarta, sangat dianjurkan untuk tetap memantau ramalan cuaca yang diterbitkan secara resmi oleh BMKG, terutama yang dipantau antara lain informasi prakiran hujan yang disertai petir, prakiraan angin, dan prakiraan tinggi gelombang laut,” ucapnya lagi.
Widodo juga menyarankan bagi pihak pengelola pantai wisata untuk memasang kamera CCTV dan AWS (Automatic Weather Station) untuk memantau kondisi cuaca dan gelombang laut.
“Langkah ini akan menjadi aksi aktif pemantauan keamanan berwisata bagi para pengunjungnya dari bahaya cuaca laut ekstrim,” tandas Peneliti Ahli Utama Bidang Oseanografi Terapan, PRIMA BRIN ini.
Secara terpisah, Kabid Informasi Meteorologi Maritim, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Andri Ramdhani menyampaikan dengan kondisi cuaca saat ini, masyarakat tetap bisa menyelenggarakan perayaan tahun baru di seputar wilayah pesisir.
“Bisa saja, karena air tidak sampai ke pesisir. Tapi untuk berjaga, sebaiknya dikondisikan saja. Lihat situasi, bagaimana struktur pesisirnya,” kata Andri.
Seperti di Jakarta, jika ingin merayakan di PIK atau di Pantai Ancol, ia menyatakan cukup aman.
“Kalau dari limpasan air laut, tidak perlu dikhawatirkan. Apalagi PIK, strukturnya memang sudah ditinggikan,” ungkapnya.
Ia hanya meminta masyarakat untuk mewaspadai potensi hujan yang akan terjadi.
“Kalau dari sisi laut, kami prakirakan aman ya. Berbeda kalau bicara hujan ya,” pungkasnya.
Laporan: Tim Kedai Pena