KedaiPena.Com – Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KSDAE KLHK), Wiratno mempunyai perspektif berbeda soal ecotourism atau ekowisata.
Menurut Wiratno, ecotourism tidak melulu soal ekonomi. Lebih dari itu, ecotourism adalah soal lebih banyak value, perubahan attitude hingga dan munculnya kesadaran setelah berwisata.
“Di luar negeri, orang ke hutan karena ingin sembuh dari sakit. Maka hutan-hutan konservasi sebetulnya hutan yang masih utuh, laut, pantai dan terumbu karang (yang juga utuh),” ungkap Wiratno saat berbincang dengan KedaiPena.Com di kantornya, ditulis, Jumat, (6/3/2020).
Wiratno menjelaskan bahwa kawasan-kawasan tersebut mempunyai energi yang positif baik dari ketersediaan air yang jernih, lingkungan jauh dari polusi, nilai oksigen yang tinggi dan banyak tumbuhan obat.
“Sehingga sebetulnya back to nature itu kembali ke cara hidup yang sehat,” tegas Wiratno.
Inung, sapaan Wiratno mencontohkan, untuk perilaku soal ecotourism di Indonesia ada pada warga Tangkahan yang berada di Taman Nasional Gunung Lauser, Sumatera Utara.
Awalnya, kata Wiratno, warga Tangkahan bekerja sebagai penebang hutan liar namun kemudian berubah menjadi pelaku ekowisata yang menjaga hutan.
“Tidak hanya menjadi penjaga mereka respect to nature. Mereka menyadari resource di bumi ini limited mereka bertanggungjawab menjaga bukan hanya menjadi penikmat alam,” tandas Wiratno.
Laporan: Muhammad Hafidh