KedaiPena.com – Jangan pernah menggantikan tenaga manusia dengan tenaga mesin. Karena yang bisa mendoakan hanyalah manusia, bukan mesin.
Demikian ujaran yang terus dipegang oleh Jodi Janitra dan Cindy, selaku penerima tampuk kepemilikan J&C Cookies dari orang tuanya, Ibu Diah dan Bapak Dedi.
Perjuangan panjang ibu Diah, sejak April 1996, mulai belajar membuat kue, mengikuti berbagai pameran dan tak pernah lelah menawarkan produk kue-nya kepada relasi, membuat J&C Cookies saat ini tak hanya sebagai penopang hidup keluarga mereka.
Tapi juga menjadi bagian dari ekosistem ekonomi di seputar Bojong Koneng, Bandung. Kecenderungan Ibu Diah untuk terus menggunakan sumber daya manusia dari warga disekitar lokasi usahanya, ternyata bukan hanya memberikan peluang kesejahteraan tapi secara tak langsung menurunkan tingkat kriminalitas di wilayah Bojong Koneng.
Hal ini dikemukakan oleh Farhan Basir, Business Development Manager, J&C Cookies yang menuturkan bagaimana dahulu daerah Bojong Koneng termasuk wilayah dengan tingkat aksi preman yang cukup tinggi.
“Tapi dengan dilibatkannya para penduduk sekitar dalam industri pembuatan kue kering, akhirnya aksi premanisme itu berkurang,” tutur Farhan saat kunjungan media ke Pabrik J&C Cookies di Bandung, Kamis (8/12/2022).
Hal itu lah, yang menyebabkan manajemen J&C Cookies bertahan untuk tidak menggantikan para pekerjanya dengan mesin. Walaupun iming-iming proses produksi lebih cepat dan biaya produksi murah terus mendatangi.
Sebagai founder J&C Cookies, Ibu Diah menyatakan keoptimisannya terkait industri kue kering.
“Misalnya kalau Lebaran, walaupun dalam kondisi susah seperti pandemi kemarin, tapi tetap, orang akan tetap membeli kue kering. Walau hanya satu toples,” kata Ibu Diah.
Apalagi, J&C Cookies tetap mempertahankan pembuatan kue tanpa menggunakan mesin, alias Hand Made dengan citarasa home-made, membuat J&C Cookies memang memiliki pangsa pasar sendiri.
Laporan: Ranny Supusepa