KedaiPena.Com- Tidak adanya Early Warning System atau sistem peringatan dini saat melestunya Gunung Semeru, Lumajang, Jawa Timur menjadi sorotan berbagai pihak. Salah satunya ialah
Anggota Komisi VII DPR RI Sartono Hutomo.
Sartono yang merupakan politikus Partai Demokrat ini mempertanyakan kinerja, mitra kerjanya Kementerian ESDM lantaran tidak adanya peringatan dini tersebut.
Diketahui, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) di Kementerian ESDM sedianya bertugas memberikan peringatan dini terkait dengan situasi gunung berapi.
“(Tidak adanya peringatan dini) ini sangat berbahaya,” tegas Sartono, Sabtu, (4/12/2021).
Sartono mengatakan, seharusnya Kementerian ESDM di bawah pimpinan
Arifin Tasrif beserta jajaran dapat fokus bekerja sesuai dengan tugasnya yakni dengan memberikan peringatan dini kepada masyarakat.
“Harusnya dapat fokus. Jangan memikirkan yang lain,” papar Sartono.
Sartono memastikan, Komisi VII DPR akan segera memangil jajaran Kementerin ESDM terkait hal ini.
Menurut Sartono, hal ini penting untuk diselesaikan lantaran menyangkut keselamatan dan hidup orang banyak.
Diketahui, Gunung Semeru di Jawa Timur pada hari ini mengalami erupsi disertai panas guguran dan hujan abu vulkanik cukup tebal. Bahkan, guguran awan panas itu mengarah ke Besuk Kobokan, Desa Supiturang, Kabupaten Lumajang.
Namun demikian, berdasarkan laporan aktivitas gunung api di laman resmi Magma Indonesia, tercatat tidak ada peringatan dini yang menyebutkan bahwa gunung tertinggi di pulau Jawa tersebut bakal erupsi.
Laporan terakhir yang masuk ke Magma Indonesia tercatat pada 3 dan 2 Desember 2021. Pada Jumat (3/12), laporan itu menyebutkan bahwa gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut 0-III. Asap kawah tidak teramati. Cuaca berawan hingga hujan, angin lemah ke arah barat.
Tidak ada peringatan dini atas peristiwa yang berdampak pada warga di Lumajang, Jawa Timur itu juga menjadi sorotan dari warganet pada Sabtu malam ini. Bahkan, Kepala Pusdalops Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Bambang Surya Putra mengakui hal itu.
Dikutip rri.co.id, ia mengakui jika tidak ada peringatan dini atas peristiwa yang berdampak pada warga di Lumajang, Jawa Timur itu.
“Yang pertama, tentunya semua sumber daya dikerahkan ke Lumajang. Terkait kondisi itu, kebetulan itu mendadak sekali, kami tidak mendapat sama sekali peringatan, dan tidak juga mendapat informasi (peringata letusan Semeru, red) dari teman teman yang berwenang (Pos Pengamatan Gunung Semeru, dan lainnya, red),” kata Bambang.
Laporan: Muhammad Lutfi