KedaiPena.Com – Ketua Komisi X Ketua Komisi X DPR RI Djoko Udjianto menilai kinerja Kementerian Pariwisata (Kemenpar) RI di bawah kepemimpinan Arief Yahya dinilai kurang optimal.
Hal itu pun, kata dia, tampak jelas terlihat dari target kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia pada 2017 yang tidak tercapai.
Kondisi itu dinilainya sudah sampai pada taraf cukup memprihatinkan alias ‘lampu kuning’. Di mana target 15 juta wisman yang diproyeksikan, hanya mencapai 14 juta orang.
“Kita prihatin atas perkembangan ini. Di saat pemerintah terseok-seok mencari dana pembangunan infrastruktur, pemerintah malah berpotensi kehilangan pendapatan dalam jumlah yang lumayan besar dari sektor pariwisata,” katanya dalam keterangan pers yang diterima wartawan, Minggu (31/12/2017).
Kemudian pun menyesalkan, bahwa kondisi memprihatinkan ini justru terjadi pada industri yang sebenarnya telah ditetapkan pemerintah sebagai sektor unggulan.
Alhasil, lanjut dia, upaya mengisi pundi-pundi kas pemerintah, yang dalam beberapa tahun belakangan ini selalu tekor pun terasa makin berat.
“Padahal di masa sebelumnya, pariwisata selalu menyajikan cerita indah. Pada 2015-2016 Produk Domestik Bruto (PDB) pariwisata nasional tumbuh 4,8 persen dengan tren naik sampai 6,9 persen, jauh lebih tinggi dari pada industri agrikultur, manufaktur otomotif dan pertambangan,” imbuh dia.
“Dan pariwisata menempati peringkat keempat penyumbang devisa nasional, yakni sebesar 9,3 persen dibandingkan industri lainnya,” sambung dia lirih.
Bahkan menurutnya, dalam beberapa tahun terakhir, rata-rata pertumbuhan penerimaan devisa pariwisata menempati posisi tertinggi, yaitu 13 persen lebih tinggi dibandingkan industri minyak gas bumi, batubara, dan minyak kelapa sawit yang pertumbuhannya negatif.
“Pariwisata menyumbang 9,8 juta lapangan pekerjaan, atau sebesar 8,4 persen secara nasional dan menempati urutan ke-4 dari seluruh sektor industri. Dalam penciptaan lapangan kerja, sektor pariwisata tumbuh 30 persen dalam waktu 5 tahun. Baru akhir tahun ini pariwisata mengabarkan cerita tak sedap,” pungkas dia.
Laporan: Muhammad Hafidh