Artikel ini sempat disampaikan DR Rizal Ramli saat menjadi Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Sumber Daya dalam dialog dengan blogger bertema “Indonesia Mental Juara” di Gandaria City, Jakarta, tahun 2015.
Jauh sebelum Hitler berkuasa, Jerman adalah negara yang hebat. Jerman diisi oleh orang yang hebat, rasional dan berbudaya. Hampir semua komposer musik top dunia berasal dari Jerman.
Tak hanya itu, Jerman pun menyumbang 80 persen ahli filsafat dunia seperti Immanuel Kant, Karl Marx atau Hegel. Ditambah, warga Jerman, kristiani, yang religius dan taat berbidah.
Tapi bangsa yang cerdas karena jago filsafat, berhati lembut bisa dihancurkan oleh seorang kopral bernama Hitler.
Kenapa? Karena orang yang cerdas dan lembut tadi tidak berani nyatakan kebenaran.
Indonesia juga bisa menghadapi situasi seperti Jerman itu. Banyak orang pintar, budi pekertinya halus, jujur, religius di Indonesia tapi tidak berani nyatakan kebenaran.
Akibatnya, saat ini di Indonesia orang-orang brengsek atau tikus-tikus banyak berkeliaran dan hampir mengusasi seluruh lini kehidupan bangsa.
Yang berkuasa akhirnya orang brengsek. Orang yang hanya pentingkan kelompoknya. Sudah jadi pejabat masih mau jadi pengusaha. Ini yang bikin Indonesia rusak.
Ditambahkan Rizal, Indonesia sedang dilanda kesenjangan yang tinggi antara private truth dan public testimony.
Banyak pejabat yang menyampaikan kebenaran dalam pembicaraan pribadi.
Tetapi saat di depan publik, pernyataannya berbalik karena takut kehilangan jabatan.
Seharusnya, katakanlah yang benar itu benar, yang salah ya salah.
[***]