KedaiPena.Com – Jargon AKHLAK (Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif) yang menjadi tagline Kementerian BUMN di bawah kepemimpinan Erick Thohir masih jauh dari implementasi. Kenyataanya, itu hanya menjadi jargon semata.
Demikian disampaikan oleh Anggota Komisi VI DPR RI, Darmadi Durianto menyoroti jargon yang digunakan oleh Kementerian BUMN era pimpinan Erik Thohir.
“Dari sisi konsep atau di atas kertas tagline Akhlak sangat bagus. Dan cukup relevan,” kata Legislator dari dapil DKI Jakarta III ini kepada wartawan, Minggu, (7/11/2021).
Darmadi menambahkan, tagline tersebut bertolakbelakang dengan kondisi beberapa BUMN yang terbelit sejumlah persoalan termasuk persoalan pucuk pimpinannya yang diduga ikut terlibat bisnis PCR.
“Kenyataannya tagline itu seperti slogan kosong saja. Faktanya banyak BUMN collapse. Kondisi itu terjadi tentu saja karena budaya korupsinya masih cukup kental,” ungkap Politikus PDIP ini.
Darmadi berpandangan, sepanjang tidak ada komitmen yang kuat terhadap perbaikan sistem, maka sepanjang itu pula BUMN dengan slogan apapun akan tetap terjebak dalam budaya korupsi.
“Pemimpinnya saja kini diduga ikut bisnis alkes. Inikan istilahnya seperti menepuk air dalam dulang memercik ke muka sendiri. Bagaimana mau menerapkan konsep akhlak kalau pucuk pimpinannya saja tak transparan,” sindir Bendahara Megawati Institute ini.
Darmadi pun mengingatkan, slogan akhlak mestinya jadi pedoman jajaran BUMN dalam melaksanakan tugasnya.
“Akhlak itu nilai-nilai yang dianut. Nilai Yang dianut (Shared Value) itu
masuk dalam salah satu dari Mc Kinsey 7S Framork,keberhasilan BUMN mutlak juga harus diikuti 6S lainnya” jelasnya.
Sekali lagi, Darmadi menegaskan, Kementerian BUMN harus membumikan nilai-nilai ini ke semua BUMN.
“Jangan sampai tagline akhlak jadi slogan saja tanpa implementasi yang konkret dan terukur,” pungkasnya.
Laporan: Muhammad Lutfi