KedaiPena.Com – Wakapolri Komjen Syafruddin resmi dilantik oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB). Syafruddin menggantikan Asman Abnur politikus dari PAN yang mengundurkan diri.
Terpilihnya Komjen Syafruddin sendiri sebagai Menpan RB menimbulkan banyak tanda tanya dan spekulasi. Pasalnya, selain menjadi Wakapolri, Syafruddin juga mengemban tugas sebagai Ketua Kontingen atau Chief de Mission (CDM) Asian Games 2018.
Tentunya tugas tersebut belumlah selesai, lantaran dimulainya penyelenggaran Asian Games kini tinggal menghitung jari. Meskipun, Jokowi sudah mengizinkan Syafruddin untuk menjalankan tugasnya tersebut, apakah memang Syafruddin tokoh yang tepat untuk mengisi kosongnya pos Menpan RB?
Pengamat Politik dari Universitas Al Azhar, Ujang Komarudin menilai, terpilihnya Syafruddin sebagai Menpan RB menggantikan Asman Abnur merupakan ‘bargaining’ politik Jokowi kepada Jusuf Kalla (JK) sosok yang dikenal dekat Syafruddin.
Ujang mengatakan dipilihnya Syafruddin oleh Jokowi untuk meluluhkan dan mengikat JK agar dapat bergabung dengan koalisi Indonesia Kerja (KIK). JK sendiri sebelumnya menolak berada di posisi tim pemenangan Presiden Joko Widodo-Ma’ruf Amin.
“Pak JK memiliki pengaruh yang kuat di masyarakarat Indonesia. Jangan sampai Pak JK loncat pagar ke Prabowo. Kalau itu terjadi Jokowi bisa lemah. Oleh karena itu, Jokowi mati-matian mempertahankan JK agar ada satu barisan dengannya,†ujar Ujang dalam perbincangan dengan KedaiPena.Com, ditulis Kamis (16/8/2018).
Ujang menambahkan, sosok JK yang berlatar belakang pengusaha sukses, dekat dengan umat Islam, berpengaruh di tingkat nasional dan internasional memang saat ini dibutuhkan oleh koalisi.
“Karena JK bisa menjadi salah satu faktor kemenangan bagi salah satu kubu tersebut,†ungkap Ujang.
Sosok Syafruddin sendiri memang dikenal dekat dengan mantan Ketua Umum Golkar ini. Syafruddin merupakan, ajudan wakil presiden kala itu, Jusuf Kalla. Syafruddin menjadi ajudan hingga akhir masa jabatan JK di 2009.
Tak hanya itu, banyak pihak yang beranggapan terpilihnya Syafruddin sebagai Ketua Kontingen atau Chief de Mission (CDM) Asian Games 2018 juga tak bisa dilepaskan dari andil JK yang berposisi sebagai Ketua Pengarah Panitia Nasioal Asian Games 2018. Pada beberapa kesempatan Syafruddin pun nampak setia menemani JK.
Kedekatan tersebut bahkan di lembaga Dewan Masjid Indonesia (DMI) masa bakti 2017-2022. JK menjabat sebagai Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) M Jusuf Kalla dan Wakil Ketua Umum diisi oleh Komjen Pol Syafruddin.
Yang lebih menariknya, seusai dilantik oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara sebagai Menpan RB pagi tadi, Syafruddin malah mencium tangan Jusuf Kalla. Hal itu, berbeda ketika bersalaman dengan Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana, Syafruddin tampak tidak mencium tangannya.
Dibantah oleh Partai Koalisi dan Kabinet Kerja
Asumsi perlihal penetapan Komjen Syafruddin sebagai Menpan RB sebagai ‘bargaining’ politik agar JK tetap berada di koalisi Jokowi-Ma’ruf dibantah oleh Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko.
Ia membantah alasan Jokowi memilih Syafruddin bernilai politis. Menurutnya, Syafruddin memiliki kapabilitas dan rekam jejak prestasi yang baik untuk menempati posisi sebagai MenPAN-RB.
“Karena adanya ‘talent scouting’ yang telah terbangun di sebuah organisasi, mudah sekali mengenali orang atas prestasinya, kapasitas yang bersangkutan, semuanya tercatat dengan baik,†ujar Moeldoko di Istana Negara.
“Maka dari itu, Presiden perlu membuat ‘talent management strategic’ agar nanti apa? Dalam keadaan-keadaan seperti ini, kita bisa punya ‘resources’. Mengenali ‘maping people by people’-nya sangat clear. Oh mau dirjen, tinggal diambil,” sambung Moeldoko.
Sementara itu dari partai koalisi yakni Nasdem juga membantah adanya asumsi tersebut. Melalui Ketua DPP Partai Nasdem Irma Suryani Chaniago mengatakan bahwa JK sudah berada di tim pemenangan Jokowi-Ma’aruf.
“Sebelum Komjen Syrafuddin terpilih, Pak JK memang sudah siap dukung Jokowi kok,†ujar Irma saat dihubungi oleh KedaiPena.Com secara terpisah.
Irma pun memastikan keengganan JK sebagai Ketua Tim Kemenangan Jokowi-Ma’ruf lantaran tugasnya sebagai Wakil Presiden belum tuntas.
“Bukan enggan, dia di tim, tapi bukan sebagai ketua. Karena jika presiden ikut pilpres, lalu siapa yang ikut urus negara,†tandas Anggota Komisi IX DPR RI ini.
Laporan: Muhammad Hafidh