KedaiPena.Com – Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh berharap agar sistem demokrasi yang dianut oleh Indonesia saat ini tetap dapat dipertahankan. Menurut Paloh, kebebasan berpendapat, berserikat dan lainnya sebagainya yang dianut di sistem demokrasi harus dipertahankan di Indonesia saat ini.
“Ada kebebasan untuk mengeluarkan pendapat berserikat dan sebagainya. Itu yang harus kita pertahankan bersama ini,” kata Paloh di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (16/8/2024).
Paloh menegaskan, bahwa demokrasi di Indonesia juga tidak boleh mati. Paloh menekankan, sistem demokrasi yang dianut di Indonesia harus konsisten untuk terus dijalankan.
“Ya itulah harapan kita, demokrasi tidak boleh mati. Kan paham kita masih konsisten toh. Negara ini menganut sistem demokrasi,” papar Paloh.
Paloh mengakui, di usia ke 79 Indonesia sejatinya masih banyak memiliki kekurangan dan pekerjaan rumah. Sebagai negara demokrasi, kata Paloh, Indonesia harus memberikan kebebasan kepada setiap warga negaranya.
“Tapi warga negara juga harus menyertakan kewajiban ada keseimbangan antara hak dan kewajiban. Kalau gak akan sulit kita bangkit,” pungkas Paloh.
Sebelumnya, Ketua DPR RI Puan Maharani menekankan segenap elite bangsa mempunyai tanggung jawab bersama dalam menciptakan demokrasi yang berkualitas, maju hingga beradab.
Puan sapaannya menegaskan bahwa para elite juga mempunyai tanggung jawab untuk mencerdaskan setiap elemen bangsa.
Hal itu disampaikan Puan dalam pidato kenegaraanya di Sidang Tahunan DPR MPR DPD RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (16/8/2024).
Baca juga: Munaslub Partai Golkar Masih Dirahasiakan, Ketua DPP Enggan Berbicara Banyak
Dalam pidatonya Puan Maharani menyoroti soal pelaksananan Pemilu dan pesta demokrasi di Indonesia.
“Kita semua memiliki tanggung jawab bersama untuk menciptakan demokrasi berkualitas semakin maju, beradab dan mencerdaskan bangsa,” kata Puan.
Dalam perjalanannya, Puan menegaskan, bahwa Pemilu berkualitas tidak hanya dilihat dari partisipasi pemilih.
Lebih dari itu, lanjut Puan, Pemilu berkualitas dapat dilihat dan dinilai dari kebebasan rakyat memilih tanpa ada paksaan apalagi dikendalikan.
“Pemilu berkualitas tidak hanya dari partisipasi pemilih tetapi juga harus dilihat dan dinilai juga dari kebebasan rakyat untuk memilih. Apakah rakyat dapat memilih dengan bebas jujur, adil tanpa paksaan dan tanpa dikendalikan dan tanpa rasa takut,” tegas Puan.
Laporan: Muhammad Rafik