SURAT dengan judul ‘A Love Letter To The President’ dari Dr. Rizal Ramli seorang tokoh bangsa sejati yang dapat melihat permasalahan bangsa secara konferhensif, pada masa dan situasi kondisi (sikon) yang tepat dengan bahasa yang halus, ‘to the point’ tapi juga sangat tajam.
Dalam hukum Islam, ini adalah langkah yang wajib oleh seorang tokoh atau ulama saat melihat kebrutalan dari rezim sudah bersimaharajalela.
Panglima tentara Islam yang membuka Mesir (sahabat Nabi: Amru bin Ash). Seorang yang sangat patriotik, adil dan hikmah. Setelah menguasai Mesir, hendak membangun sebuah masjid. Lokasi pembangunan masjid sangat terganggu oleh tanah milik seorang Kristen.
Amru bin Ash melobi untuk membeli tanah orang Kristen tersebut dengan harga mahal, tapi pemiliknya menolak, walau berapapun yang mau dibayar oleh panglima perang.
Atas sikap si Kristen yang terkesan tidak mau kerjasama dan toleran ini, maka Amru bin Ash membeli secara paksa.
Atas kejadian ini, si Kristen tersebut meninggalkan Mesir menuju Madinah, bertemu dengan khalifah Umar Bin Khattab.
Setelah mendengar cerita tersebut, Umar bin Khattab membungkus sepotong tulang yang busuk lalu memberikan kepada si Kristen untuk di sampaikan kepada Amru bin Ash.
Setelah Amru bin Ash menerima kiriman tulang busuk tersebut, Amru bin langsung meminta maaf kepada si Kristen dan mengembalikan tanahnya.
Si Kristen kaget dengan keadilan dan sikap yang penuh hikmah dari kedua pemimpin Islam tersebut, lalu si Kristen itu menyatakan masuk Islam dan mewakafkan tanahnya tadi untuk pembangunan masjid.
Dengan surat itu, maka Dr. Rizal Ramli telah menunaikan satu tanggung jawab besar, dunia akhirat dalam menegur dan mengingatkan seorang penguasa.
Tentang hasilnya, itu urusan Allah. Kita hanya di perintahkan untuk menyuarakan sebagai peringatan dan nasehat tentang kebenaran dan kesaraban. (QS: Al Ashr).
Memang kelihatan secara logika pada sikon saat ini adalah sesuatu yang susah untuk di dengar, tapi itu bukan urusan manusia. Kita hanya bertugas menunaikan perintah menasehati. Urusan sampai dan tidak adalah urusan Allah.
Nabi Ibrahimn AS, saat bertiga (bersama istri dan anak) di lembah Mekah, Allah SWT perintahkan agar Nabi Ibrahim melaungkan perintah menunaikan Haji ke Kabah.
Nabi Ibrahim bertanya: bukankah hanya kami bertiga?, ini lembah yang tiada siapa dapat mendengar seruan dari saya? Jadi bagaimana bisa tersampaikan kepada manusia?
Allah menjawab: tugas kamu (Ibrahim) hanya menyuarakan apa yang manjadi tanggung jawabmu untuk di sampaikan, adapun tentang pesan itu didengar, difahami dan diterimah oleh manusia, maka itu adalah urusan Kami (Allah).
Maka secara pribadi, saya sangat berterima kasih kepada Bang RR atas surat tersebut dan juga bersyukur karena Bang Rizal Ramli telah menunaikan satu lagi tanggungjawab besar dan mendasar bahkan secara solo, mewakili para tokoh, para ulama, dan seluruh rakyat Indonesia.
Sebagai Ulama dan pendidik, Komen saya, Bang RR beliau orang bijak, berintegrasi serta berempati pada rakyat, selalu punya langkah yang tepat dan kongkrit.
Oleh KH. Dr. Iqbal Kliwo, pengajar di Kuala Lumpur, WNI, lulusan Gontor dan Al Azhar Mesir