KedaiPena.Com – Kita terlalu lama menempatkan persoalan degradasi ekosistem laut sebagai ‘tema utama pendekatan program’. Padahal di balik itu, amat banyak potensi ril yang bisa dikembangkan dan memperoleh perhatian.
Demikian disampaikan Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Ikatan Sarjana Kelautan Universitas Hasanuddin (ISLA Unhas) Darwis Ismail, ST., MMA saat berkunjung ke Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia (MKP-RI), Edhy Prabowo di Gedung Mina Bahari IV, beberapa waktu lalu.
“Seperti terumbu karang untuk wisata bahari, ikan karang sebagai target usaha budidaya dan ekspor, ikan pelagis seperti tuna, cakalang dan lain sebagainya,” kata dia.
Darwis melanjutkan, sumber daya laut adalah pengungkit ekonomi pesisir dan pulau-pulau kecil terutama di pulau perbatasan. Bahwa indikasi kegiatan ‘illegal fishing’ yang melibatkan nelayan kecil tak terlepas dari peran pemodal dan aparat oknum penegak hukum. Karenanya, upaya Pemerintah untuk mendorong transformasi kapasitas ekonomi yang memberdayakan perlu didukung.
“Penegakan hukum harus dikedepankan agar iklim usaha menjadi sehat dan prospektif. ISLA berharap bahwa kebijakan pemanfaatan sumber daya laut yang mengadopsi prinsip keberlanjutan, kedaulatan dalam pengelolaan serta memberikan kesejahteraan perlu didukung. ISLA akan berdiri bersama Pemerintah untuk mempromosikan iklim usaha perikanan yang bertanggung jawab dan berorientasi ekonomi jangka panjang,” ujar Darwis.
“Kondisi sosial ekonomi seperti kemiskinan, pengangguran, dan eksploitasi yang cenderung merusak seharusnya dapat ditekan dengan bersama-sama mengawal program-program yang telah ditetapkan oleh Pemerintah melalui KKP. ISLA akan menjadi mediator, fasilitator dalam mengakselerasi pembangunan kelautan dan perikanan,” lanjut Darwis.
Menurut Darwis, KKP membutuhkan dukungan multipihak dalam memanfaatkan potensi ekonomi, sosial dan geopolitik bangsa secara berkelanjutan. Guna mencapai hal tersebut, dibutuhkan SDM kelautan yang unggul.
“Kompetensi alumni yang bernaung di ISLA sangat relevan karena memahami isu dan permasalahan kelautan saat ini, baik yang terkait ruang laut, perikanan tangkap, budidaya, riset dan sumber daya manusia,teknologi dan mitigasi kelautan, pengawasan laut dan garis pantai, serta investasi,” jelas Darwis.
ISLA UNHAS merupakan wadah alumni Program Studi Ilmu dan Teknologi Kelautan (sekarang menjadi Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan) UNHAS, perguruan tinggi terdepan di Indonesia bagian Timur dimana Pola Ilmiah Pokoknya adalah Kelautan.
ISLA UNHAS berdiri tahun 1997, kini beranggotakan tidak kurang 3.200 alumni yang tersebar di berbagai instansi pemerintah, swasta, akademisi, LSM pesisir dan laut, peneliti dan praktisi kelautan, penyelam serta pekerja bawah air.
Laporan: Muhammad Lutfi