KedaiPena.Com – Masyarakat rindu mencari pemimpin nasional yang kredibel dan kapabel untuk mensejahterakan rakyat. Oleh karenanya, semua calon presiden yang akan maju di Pilpres 2024 harus memberi gagasan dan terobosan bagaimana cara menurunkan harga minyak goreng dan kebutuhan pokok lainnya. Hal ini dilakukan agar para capres tidak hanya berlomba dalam pencitraan.
Demikian benang merah pandangan peneliti CSRC UIN Syarif Hidayatullah, Muhamad Nabil MA. Kata dia, para capres jangan cuma mementingkan kontrak media dengan drama.
“Jangan nendang-nendang bangunan, blusukan atau masuk pasar tradisional,” tegas dia, di Jakarta, ditulis Selasa (1/2/2022).
Dengan gaya seperti itu terbukti, para pemimpinan nasional dan kabinet Jokowi kurang gagasan dan terobosan untuk mensejahterakan rakyat.
“Utang sudah ribuan triliun dan BUMN-BUMN bangkrut, lalu nasib bangsa ini ke depan bagaimana?’’ kecewa dia.
Sementara, Direktur Lembaga Studi Strategi Umar Hamdani MA melihat, Indonesia era Jokowi tidak bisa turunkan harga minyak goreng, dan suka impor pangan. Sementara, daya beli rakyat tergerus dan makin buruk.
“Ekonomi merosot, dan kesenjangan kaya-miskin melebar. Lalu bagaimana masa depan bangsa ini kalau demokrasinya hanya menghasilkan kepemimpinan yang lemah dan gagal, dan rakyat makin sengsara?,” sambung yang juga kyai muda Nahdliyin ini.
“Nanti (Pilpres 2024), para capres harus adu gagasan untuk mensejahterakan rakyat dan mewujudkan keadilan,’’ lanjut serta alumnus STF Driyarkara ini.
Seperti diketahui, stok minyak goreng yang langka banyak dikeluhkan masyarakat. Ternyata kekosongan juga terjadi di pasar tradisional. Masyarakat luas mengeluhkan langkanya minyak goreng itu. Padahal Indonesia adalah tempat perkebunan sawit terbesar di dunia.
Merespon kesulitan rakyat atas kelangkaan stok minyak goreng tersebut, tokoh nasional Rizal Ramli (RR) mengungkapkan dengan prihatin.
”Memang menteri-menteri Jokowi ndak bisa kerja, sudah sebulan lebih, nurunin harga mintak goreng aja ndak bisa,” kata RR, Menko Ekuin Presiden Gus Dur.
”(Mereka) menang di gaya doang,” imbuh RR.
RR mendorong para menteri bekerja yang bener, sebab ini menyangkut hajat hidup rakyat banyak.
Netizen pun ramai mengkritik para pejabat tinggi yang gagal menurunkan harga minyak goreng.
”Di Malaysia minyak goreng bisa dapet harga Rp. 8.500/kg karena pemerintah Malaysia mengutamakan kebutuhan lokal dulu baru untuk ekspor,” kata seorang netizen.
”Barusan saya beli minyak goreng, bener kok harganya 14K (Rp14ribu) per liter. Di tahun 2022 ini hanya boleh beli 1 pack saja (untuk konsumsi), sebuah pengalaman yang sepanjang hidup tidak pernah saya alami. Kemajuan? Buah policy yang masih jauh dari Smart City, Metaverse, Industry 4.0 yang terdengar fasih sekali,” kata netizen lainnya
Publik pun ingat kembali tulisan Buya Prof Ahmad Syafii Maarif yang berjudul ”Mentereng di Luar Remuk di Dalam”. Tulisan ini menggambarkan panorama “rancak di labuah” atau mentereng di luar, tapi remuk di dalam.
Ini adalah penyakit sosial kronis yang menipu kita selama ini. Sumpah jabatan para birokrat dan pejabat publik tidak ada pengaruhnya pada perilaku mereka.
Laporan: Muhammad Hafidh