KedaiPena.Com – Dalam konteks ekonomi, harus ada yang diperbaiki di Papua. Saat ini Papua menerima subsidi dari pemerintah sebesar Rp62 triliun. Tapi sayang, rakyatnya (saat ini) tidak dapat apa-apa.
“Saya betul-betul tidak terima dan marah, ini sumber ketidakadilan luar biasa,” ujar Begawan Ekonomi Rizal Ramli di Jakarta, Jumat (6/7/2019).
Jika Rp62 triliun itu dibagi kepada 3,5 juta penduduk Papua, setidaknya setiap warga Papua akan menerima uang subsidi sebesar Rp 17,7 juta per bulan.
Pemerintah bisa meniru langkah Negara Bagian Amerika Serikat (AS), Alaska dalam memberikan subsidi kepada rakyat.
“Ikuti Alaska. Di sana banyak oil (minyak), SDA (sumber daya alam). Setiap bulan ditransfer dana kesejahteraaan. Mereka tetap bisa makan ikan, berburu ikan. Tapi kalau makan enak mereka punya uang,” tegas dia.
Ia pun meminta, setiap warga Papua ditransfer subsidi lewat ATM BRI. Kasih Rp1 juta per orang tiap bulan. Kalau satu keluarga ada empat anggota, bisa diberikan Rp4 juta.
“Tapi mamak-mamak yang pegang uang, karena pasti jadi uang, makanan dan kesehatan. Kalau bapaknya, pasti jadi mabuk-mabukan,” lanjut Rizal.
Di saat bersamaan, harus ada operasi sekaligus untuk membatasi alkohol di Papua. Sudah jadi rahasia umum, beking perdagangan minuman keras selama ini di Papua adalah aparat.
Subsidi langsung diyakini Rizal lebih berdampak kepada rakyat Papua ketimbang pembangunan infrastruktur.
“Saya pernah tanya ke orang Papua, apa yamg dirasakan ketika pembangunan jalan dilalukan. Mereka jawab paling kalau sore-sore kita naik motor ke sana ke sini. Seperti ngabuburit, jalan-jalan sore,” sambung Menko Ekuin era Presiden Gus Dur.
Yang untung dalam pembangunan infrastruktur di Papua kalangan tertentu saja, seperti pengusaha perhutanan, yang diangkut kayu dan lain-lain.
“Jadi, yang penting kita sejahterakan rakyat di Papua,” tandasnya.
Laporan: Muhammad Hafidh