KedaiPena.Com – Perfoma buruk Timnas Indonesia di ajang Piala AFF (ASEAN Cup) 2024 disoroti oleh Pundit Justinus Lhaksana.
Ia menilai, Pelatih Shin Tae Yong terlalu berani untuk tidak membawa, setidaknya 2-3 pemain senior, yang seharusnya bisa menjadi mentor skuad Garuda Muda.
“Waktu event ini dimulai, STY tidak mau bawa pemain senior. Dia mau pemain muda, agar bisa dapat jam terbang. Ini screening dan masuk akal,” ujar Koci, sapaan dia dalam kanal Youtube-nya, dilansir Sabtu (14/12/2024).
“Tapi apa salahnya membawa pemain senior yang tiap minggu main baik di Liga 1 kayak Stepano Lilipaly. Apakah Ini merugikan tim? Enggak. Malah mereka bisa dimanfaatkan,” sambungnya.
Ia lalu menyoroti buruknya passing antar pemain Timnas Muda. Hampir sepanjang pertandingan, terus terjadi salah oper.
“STY pilih Hokky Caraka, Arkhan Kaka, itu hak dia. Tujuannya memberi kesempatan main. Tapi apakah kita gak punya pemain yang bisa passing. Begitu banyak salah passing dalam 90 menit,” lanjut Koci.
Justinus lalu menyoroti sikap STY yang memaksakan pola 3-4-3 untuk Timnas Muda. Kata dia, pola tersebut adalah pola yang sulit.
“Pelatih hebat adalah yang bisa memanfaatkan pemain. Tapi apakah pemain bisa cepat adaptasi dengan pola 3-4-3? Mayoritas enggak. Di dua match (melawan Myanmar 1-0 dan Laos 3-3), pemain tidak nyaman,” lanjut dia.
“Main 3-4-3 tidak mudah. Terutama transisi. Wing back harus cepat balik, kalo gak pemain belakang harus man to man (dengan lawan). Kalau mereka yang main tiap minggu saja susah (memainkan), apalagi yang baru main,” lanjutnya.
“Pola 3-4-3 ini kan harus gercep. Babak pertama (melawan Laos), lini tengah itu kosong. Jadi pemain belakang susah build up,” papar Koci.
“Bahwa tujuannya masuk final oke. Gak juara juga oke. Tapi STY tidak berikan prospek. Kalah menang biasa dalam sepakbola. Its oke. Tapi yang tidak oke adalah permainan,” tandas Justinus.
Laporan: Muhammad Rafik