KedaiPena.Com – Tangerang Selatan saat ini darurat kekerasan seksual terhadap anak. Hal itu dikarenakan dalam kurun waktu satu bulan ini setidaknya ada enam peristiwa pencabulan anak di bawah umur terjadi di Tangerang Selatan (Tangsel).
Direktur Eksekutif Jaringan Anak Nusantara (Jaranan), Nanang Djamaludin mengungkapkan, hal itu semakin menandakan bahwa pencanangan Kota Tangsel sebagai Kota Ramah Anak, tidak diiringi oleh penguatan program-program signifikan dan mengakar di kantong-kantong masyarakat.
Sehingga, kata Nanang, membuat kondisi anak-anak yang secara umum merupakan kelompok usia paling rentan menjadi sasaran kekerasan seksual di masyarakat, semakin bertambah.
“Lantaran sistem sosial di lingkungan anak tidak juga tercipta sedemikian rupa menjadi benar-benar ramah anak, bahkan menjadi kian “buas” terhadap anak,” papar Nanang kepada KedaiPena.Com, Jumat (19/5).
Selain itu, lanjut Nanang, proses-proses politik yang berlangsung di Kota Tangsel Dan banyak kota/kabupaten lain, khususnya yang terkait politik anggaran oleh para elit politik di daerah bagi penguatan agenda-agenda perlindungan anak dan hak-hak juga masih jauh dari cerminan.
“Padahal setiap anak adalah aset SDM masa depan daerah dan bangsa yang harus dilindungi dari segala potensi bentuk-bentuk pelanggaran terhadap hak-hak anak,” ungkap dia.
Bahkan, tegas Nanang, sistem sosial yang kini sedang berlangsung di tengah-tengah kehidupan anak justru berada pada fase yang amat kondusif proses penciptaaan “monster-monster” seksual pemangsa anak.
“Sebagaimana terungkap misalnya pada jaringan pedofil anak di sebuah group Facebook Lollycandy beberapa waktu lalu,” tandas dia.
Laporan: Muhammad Hafidh