KedaiPena.Com – Majelis Ulama Indonesia (MUI) mendorong pengusaha muslim memanfaatkan momentum dukungan Starbucks terhadap lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT).
“Ini kesempatan baik bagi pengusaha muslim Indonesia untuk menyiapkan diri menjadi pengganti Starbucks dan
bagi konsumen untuk lebih mencintai produk dalam negeri,” ujad Komisi Ekonomi MUI, Azrul Tanjung, dalam siaran pers yang diterima Kedaipena.com di Jakarta, Minggu (2/7).
Sebab, dia menilai, pernyataan bekas CEO Starbucks Howard Schultz yang mendukung LGBT, offside dan justru merugikan kedai kopi yang berbasis di Seattle, Washington, Amerika Serikat, tersebut.
Sebab, Indonesia merupakan negada berketuhanan dan berdasarkan Pancasila yang menolak pernikahan sejenis. Bahkan, Azrul menduga, tak menutup kemungkinan para investor menarik investasinya dari Starbucks
“Diperkuat lagi penduduk Indonesia mayoritas beragama Islam, tentu saja ini akan menjadi faktor utama bagi investor untuk berpikir ulang menginvestasikan uangnya ke Starbucks dan bisa jadi yang telah menginvestasikan uangnya akan menarik investasinya tersebut,” paparnya.
Azrul menilai, seruan untuk memboikot Starbucks di tanah air yang pertama kali dilontarkan PP Muhammadiyah mulai tersebar luas.
“Aksi boikot tersebar luas, muslim dan pembenci LGBT serta pernikahan sejenis enggan belanja di Starbucks, tentu saja investor lari dan menarik diri, bisa dipastikan Starbucks akan bangkrut dan hengkang dari Indonesia,” tutupnya.