KedaiPena.Com – Dalam rangka menyambut Hari Kartini pada 21 April mendatang, Sahabat Alam Indonesia, Mapala UPN “Veteran” Yogyakarta beserta para keluarga pendaki gunung Indonesia, menyelenggarakan ‘talk show’ dengan tema ‘Srikandi Indonesia Mencapai Puncak Dunia.’
Acara yang bertujuan untuk memberikan apresiasi atas prestasi dan keberhasilan para Srikandi Indonesia yang telah mengharumkan nama bangsa Indonesia melalui olahraga pendakian gunung (mountainering) ini digelar pada pada Sabtu (7/4/2018) di Camp XXV Yogyakarta, Jalan Kapten Haryadi, Percabangan Kaliurang KM 9.5, Sleman.
Turut hadir sejumlah narasumber seperti Clara Sumarwati, putri pertama Asia Tenggara yang berhasil mencapai puncak Everest pada tahun 1996, kemudian Suzanna Zas, tokoh pendaki dari Aranyacala Trisakti yang melakukan ekspedisi pegunungan Himalaya dan Pamir Tajikistan.
Tidak hanya itu, turut hadir pula Handayani salah satu tokoh pendaki dari Kamuka Parwata (Kapa) FT UI, yang melakukan ekspedisi 7 puncak 2 Benua, Kutub Utara dan Selatan beserta perwakilan dari Asisten Deputi Bidang Pembudayaan Olahraga Kemenpora, Teguh Raharjo serta Kepala Bidang Pembinaan Pemuda Dispora Kabupaten Sleman, Rahman Subadi
Andi Muhammad Muflih selaku Ketua Pelaksana kegiatan mengatakan, acara ini juga merupakan salah satu bentuk kenangan perjalanan Clara dan para Srikandi Indonesia lainnya yang berhasil mengharumkan nama Indonesia di kancah dunia.
Mereka, kata Andi begitu ia dipanggil, selama ini kurang mendapat apresiasi dan dukungan dari instansi pemerintah atas prestasi yang diraihnya.
“Harapannya ya semoga pemuda dan pemudi sekarang tidak melupakan sejarah bahwa putri Indonesia telah ada yang mengharumkan nama bangsa lewat olahraga pendakian gunung ini,” ujarnya sesuai acara, ditulis Minggu (8/4/2018).
Tidak hanya itu, lanjut Andi, kegiatan ‘talkshow’ ini juga dibuat untuk membeberkan soal kebenaran Clara Sumarwati yang selama ini terkesan buruk di mata publik. Clara selama ini dianggap gila dan stress.
Clara, lanjut Andi, dianggap gila lantaran mendapatkan banyak tekanan dari pihak pihak internal Koppasus. Kala itu hanya memang hanya Clara yang berhasil sampai ke puncak Everest, Himalaya di tahun 1996.
“Ada beberapa konflik oleh Koppasus. Sehingga beberapa kali ancaman ancaman seperti pembunuhan atau pun. Clara sendiri bilang kepada pihak panitia dalam kegiatan ini bahwa pihak dari Koppasus gagal dalam ekspedisi,” imbuh dia.
“Clara menghadapi tekanan batin dari pihak pihak instansi itu, dia kepikiran. Jadi acara ini kita bertujuan untuk meluruskan benang merah pendaki gunung tentang sejarah ekspedisi putri Solo pertama ini,” tandas dia.
Laporan : Ricky Sismawan