Artikel ini ditulis oleh Salamuddin Daeng, Pengamat Ekonomi Energi.
Usaha penghematan APBN yang dilakukan Presiden Prabowo tidak masuk di otak Sri Mulyani, yang tetap ngotot melaksanakan APBN 2025 yang disahkan pada tahun 2024. Sri Mulyani tetap ngotot dengan defisit anggaran Rp630 triliun. Tetap ngotot dengan tambahan utang senilai Rp616 trilun.
Padahal Prabowo telah mengeluarkan instruksi presiden (inpres) dan dia sendiri Sri Mulyani telah mengeluarkan Surat Menteri Keuangan (SMK). Presiden dan menteri keuangan telah mengeluarkan instruksi dan surat untuk melakukan penghematan. Ternyata dalam pelaksanaannya penghematan itu tidak pernah ada. Pemotongan maggaran APBN tidak pernah ada, baik untuk belanja pemerintah pusat maupun untuk belanja ke daerah.
Maksud Presiden Prabowo melakukan penghematan adalah untuk memukul mundur para bandit peng-ijon APBN. Mereka para bandit sudah pasang uang banyak agar memperoleh proyek APBN, lalu dibuat ambyar oleh Prabowo. Sekarang mereka melawan melalui Menkeu Sri yang ngotot menjebol APBN dengan skenario lama. Skenario utang.

Hingga akhir februari belanja negara telah direalisasikan Rp348 triliun, sementara pendapatan negara Rp316 triliun. Sampai dengan bulan februari ini Sri Mulyani telah berhutang Rp31,2 triliun. Ini benar banar pembangkang kepada keputusan politik presiden untuk melakukan penghematan sehingga tidak perlu utang sebanyak itu.
Dia, Sri Mulyani mengadu domba Presiden Prabowo dengan pemerintah daerah dengan mengatakan transfer ke daerah lebih tinggi dan lebih besar dari kecepatan belanja pemerintah pusat.
Sri Mulyani menggoreng angka pembiayaan yang merupakan kegemarannya sendiri menimbun utang, 35,7 persen. Pembiayaan itu Sri Mulyani utang dan dia telah mengambilnya hampir separuh dari rencana utang. Sekarang beritanya digoreng APBN pranowo jebol karena makan bergizi gratis. SADIZ Sama rakyat! Gara gara rakyat dikasih makan APBN melakukan pembiayaan atau utang gede kata tv tv oposisi.
Wah bandit peng-ijon APBN tampaknya sudah menang ini, dan Prabowo semua skenarionya untuk melakukan penghematan kalah ditangan para makelar utang Sri Mulyani dkk.
[***]