KedaiPena.Com – Sekjen Serikat Petani Kelapa Sawit (SPKS), Mansuetus Darto, mengkritik gagasan calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto terkait dengan penambahan lahan plasma sawit.
Diketahui, dalam acara Debat Capres ke-II, kedua pasangan calon (Paslon) nomor urut 1 dan 2 mengungkapkan pandangannya dalam sesi Kemandirian Energi dan Pangan.
Bagi Paslon No 01, Joko Widodo-Ma’ruf, upaya pengembangan sawit menjadi penting untuk kemandirian energi sebab itu pemerintah sudah menerapkan kebijakan mandatori campuran biodiesel sawit ke minyak biodiesel B20. Kata Joko Widodo lagi, pihaknya juga ingin menerapkan B100.
Sementara Paslon no 2, Prabowo-Sandi, mengakui industri sawit penting maka itu lebih memilih untuk menambah lahan plasma sawit. Kendati kata Prabowo, upaya penerapan B20 juga merupakan langkah yang baik.
“Bila lahan plasma diperluas tidak akan memberikan solusi bagi rakyat. Karena secara benefit dengan sistem ekonomi dan politiknya, tidak menguntungkan,” kata dia kepada KedaiPena.Com, Senin (18/2/2019).
Dari pada memperluas plasma sawit, kata dia, yang perlu dilakukan adalah meningkatkan produktivitas petani sawit seperti program saat ini untuk replanting.
“Manfaatkan dana BPDP sebenar-benarnya untuk petani dan peningkatan SDM petani,” tutur dia.
Selain itu, lanjut dia, akses petani untuk masuk ke revolusi 4.0 agar mereka terhubung sama pembeli dan pabrik. Pabrik yang beli dan petani siapkan TBS yang bagus.
“Dan yang perlu sekarang adalah soal B20 menuju B100. Harus ada rencana yang matang dalam B20 ini keterlibatan petani sebelum melangkah ke B100,” ungkap dia.
Meski demikian, dia juga mengingatkan, agar calon presiden petahana Jokowi tetap mencegah penguasaan sawit oleh korporasi besar.
“Karena sekarang petani harus jelas keterlibatannya,” tandas dia.
Laporan: Muhammad Hafidh