KedaiPena.com – Perkembangan teknologi yang juga terjadi di sektor kesehatan, membuat masyarakat saat ini memiliki peluang untuk mendapatkan sistem pengobatan yang lebih baik. Salah satunya di bedah jantung, melalui Minimally Invasive Cardiac Surgery (MICS).
Di Indonesia sendiri, pelayanan yang memungkinkan sayatan lebih kecil di dada pasien gangguan pada Jantung ini, dapat ditemukan masyarakat di RS Premier Jatinegara (RSPJ) Jakarta.
Spesialis Bedah Jantung RSPJ, Amin Tjubandi, SpBTKV (K) menjelaskan dengan teknologi MICS ini, jauh mengurangi kekhawatiran pasien akan kondisi paska operasi.
“Sayatan besar yang dilakukan dokter bedah jantung pada pada bagian tengah dada umumnya menimbulkan rasa khawatir terhadap kemungkinan rasa nyeri dan adanya bekas luka besar pada dada pasien. Hingga beberapa dekade terakhir, hampir semua operasi yang dilakukan oleh dokter bedah jantung memerlukan hal tersebut untuk mendapatkan akses ke jantung. Namun, dengan perkembangan teknologi dan teknik operasi, saat ini seorang dokter bedah jantung terlatih dapat melakukan operasi bedah jantung dengan sayatan kecil,” kata Amin dalam acara yang digelar RSPJ, Kamis (29/9/2022).
Ia menjelaskan Minimally Invasive Cardiac Surgery (MICS) merupakan prosedur operasi dengan sayatan kecil yang dapat diterapkan pada berbagai operasi bedah jantung, meliputi bedah pintas arteri koroner jantung, bedah katup jantung, bedah kelainan kongenital jantung, bedah tumor jantung, dan gangguan irama jantung.
“Berbeda dengan operasi jantung konvensional yang memerlukan sayatan besar dan pembukaan rongga dada, pada MICS akses dokter bedah jantung didapatkan melalui sayatan kecil rongga di antara tulang dada. Tergantung dari jenis operasi dan akses yang diperlukan dokter bedah jantung, sayatan dapat dilakukan pada rongga di antara tulang iga 2 dan 3 sebelah kanan dan rongga di antara tulang iga 4 dan 5 atau di antara tulang iga 5 dan 6 sebelah kanan dan kiri,” urainya.
Amin menyebutkan kelebihan dari penerapan prosedur MICS tentunya adalah lebih sedikit luka bekas operasi akibat sayatan yang lebih kecil. Keluhan nyeri pada luka bekas operasi juga lebih sedikit dilaporkan. Pasien juga memiliki kemungkinan lebih kecil untuk mengalami infeksi paska operasi.
“Dengan lebih sedikitnya masalah yang dihadapi pasien pasca operasi, waktu rawat inap pasien menjadi lebih singkat dan pasien bisa pulang dari perawatan rumah sakit. Teknik operasi secara minimally invasive seperti ini, mrmbuat pasien dapat memiliki pilihan untuk menjalani operasi tanpa mengkhawatirkan luka besar di tengah dada,” tandas spesialis Bedah Jantung yang juga bertugas di RS Jantung Harapan Kita ini.
Laporan: Ranny Supusepa