KedaiPena.Com – Berpulangnya pendaki senior yang juga pendiri Mapala Universitas Indonesia (UI) Herman Lantang meninggal duka mendalam bagi sejumlah pendaki. Pasalnya, sahabat Soe Hok Gie ini dikagumi karena sejumlah tindakan dan kepedulianya.
Hal tersebut disampaikan oleh Founder Padepokan Kupi yang juga pengagum Soe Hok Gie Aliyth Prakarsa. Bagi, Aliyth, sosok Herman Lantang merupakan sosok yang dikagumi oleh orang peduli kepada lingkungan.
“Kekaguman saya kepada Opa Herman Lantang ini tidak secara langsung sebenarnya. Sebelum saya mengenal Opa ini, saya lebih dulu mengenal sosok Soe Hok Gie. Dan Opa ini dikenal sebagai sahabatnya Gie saat menjadi mahasiswa UI dan bersama-sama menghidupkan Mapala UI,” ucap Aliyth, Minggu (28/3/2021).
Alityh menuturkan, banyak yang dapat diambil dari sosok Herman Lantang, terutama kecintaannya beliau kepada negeri Indonesia.
“Ada pelajaran yang bisa kita ambil dari sosok Opa Herman Lantang ini. Dari kecintaan kepada negeri ini, begitu pedulinya dirinya kepada lingkungan tempat dimana kita hidup,” katanya.
“Bayangkan apa jadinya jika kita terus menerus merusak atau tidak pernah peduli lingkungan kita yang dapat mengganggu ekosistem kita, saya kira kita bisa belajar dari sosok Opa Herman,” sambungnya.
Aliyth mengatakan, jika sosok Herman Lantang sangat luar biasa. Di mana saat usia senjanya masih tetap konsisten memberikan contoh baik. Contoh tersebut, lanjut dia, diberikan kepada anak muda untuk terus bergerak.
“Jika kita mempelajari kegiatan beliau saat masih menjadi mahasiswa di UI, beliau juga lantang saat menyuarakan soal negara bahwa Presiden saat itu Soekarno tidak selama dipandang sebagai seorang pahlawan yang harus dijunjung terus,” imbuhnya.
Bahkan, ujar Aliyth, Herman Lantang saat menjadi mahasiswa kerap menyampaikan kritik dan aspirasi bersama Soe Hok Gie dan kawan-kawan yang lainnya.
“Dapat mengispirasi kita bahwa mahasiswa tidak hanya asyik di dunia pendidikan tetapi harus membuka mata dan terjun dalam persoalan sosial serta tidak harus menerus menggunakan demonstrasi,” tuturnya.
Akademisi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) ini pun mengatakan, dirinya pernah bertemu langsung dengan Herman Lantang saat launching buku surat-surat Soe Hok Gie.
“Saat ketika itu saya melihat betapa keakraban kawan-kawan Mapala UI luar biasa, Opa Herman Lantang bersedia menuliskan kalimat di salah satu buku yang saya bawa,” pungkasnya.
Laporan: Muhammad Lutfi