KedaiPena.Com- Co-Founder Cakra Manggilingan Institute Agus Zaini menilai sikap capres nomor urut 1 Ganjar Pranowo yang mulai mengkritik pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menunjukkan watak asli dan ambisi politik pribadi yang sesungguhnya. Agus sapaanya memandang Ganjar mungkin hanya memandang Jokowi sekadar tangga kayu menuju puncak ambisinya.
“Ganjar sukses melewati fase uji loyalitas, meski harus berhadap-hadapan dengan mentornya, demi ambisi politik pribadi. Bagi Ganjar, mungkin Jokowi sekedar tangga kayu menuju puncak ambisinya. Ketika sampai di puncak, tangga kayu itu pun diempaskan, karena tidak lagi dibutuhkan,” tegas Agus dalam keterangan tertulis, Rabu, (29/11/2023).
Agus mengungkapkan alasannya menyebut Ganjar hanya menjadikan Jokowi sebagai sebuah tangga. Pertama, kata Agus, Ganjar merupakan sosok yang sejak beberapa tahun lalu telah diorbitkan oleh Presiden Jokowi sebagai figur yang perlahan tapi pasti sukses menjadi capres yang diperhitungkan.
“Sinyal dukungan Presiden Jokowi ke Ganjar bahkan disampaikan secara terbuka dalam berbagai kesempatan. Jokowi berbicara tentang ciri-ciri fisik pemimpin yang memikirkan rakyat,” ungkap Agus.
Dalam kacamata strategi politik, kata Agus, dukungan Jokowi ke Ganjar bukanlah tanpa risiko. Hal itu sempat memicu reaksi keras dari kalangan elite PDI Perjuangan. Karena, fokus internal partai sedang memaksimalkan figur Puan Maharani agar masuk dalam bursa capres 2024.
“Disisi lain, kehadiran sosok kader PDI Perjuangan bernama Ganjar Pranowo yang terus bergerak hingga mencapai tingkat popularitas dan elektabilitas tertinggi dibanding capres lain, dipandang telah mengganggu fokus kerja politik PDI Perjuangan,” imbuh Agus.
Meski demikian, Agus mengingatkan, upaya politik PDIP untuk mendongkrak elektabilitas Puan Maharani tidak membuahkan hasil maksimal.
Pada akhirnya, kata Agus, hal ini yang membuat Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, merasa perlu bertindak cepat dengan menetapkan Ganjar Pranowo sebagai capres.
“Namun, meskipun dalam situasi yang kurang menguntungkan, bukan berarti lantas Megawati dapat menerima kehadiran figur Ganjar begitu saja, yang bahkan telah habis-habisan di-endorse oleh Jokowi dan para relawannya,” beber Agus.
Agus melanjutkan, Megawati mulai menguji
loyalitas dan kesetiaan seorang Ganjar. Menurut Agus, Megawati menguji apakah sosok Ganjar tegak lurus dan loyal kepada Ketua Umum Partai atau lebih memilih setia kepada mentor politiknya yaitu Jokowi.
“Sebelum ditetapkan sebagai Calon Presiden yang diusung secara resmi oleh PDIP, Ganjar seakan hendak membuktikan loyalitasnya secara penuh kepada Megawati. Ia bermanuver sangat terburu-buru dan mengagetkan banyak pihak dengan menyuarakan penolakan kehadiran Tim Nasional Israel di ajang Piala Dunia U-20 yang semula akan digelar di Indonesia,” papar Agus.
“Akibatnya, Indonesia mendapatkan sanksi dari FIFA. Perhelatan akbar U-20 yang sudah dipersiapkan secara matang oleh Pemerintah, gagal digelar di Indonesia,” tambah Agus.
Agus pun menegaskan, saat itu pembuktian Ganjar kepada Megawati berhasil. Ia terlihat berani ‘melawan’ Presiden Jokowi, sahabat sekaligus mentornya.
“Megawati memandang hal tersebut sebagai bukti kesetiaan dan loyalitas Ganjar kepadanya, Sang Ketua Umum PDI Perjuangan,” tandas Agus.
Laporan: Muhammad Lutfi