KedaiPena.Com-Pernyataan cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka yang mengglorifikasi industri nikel dan ambisi hilirisasinya seperti yang dijalankan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam debat ke empat Pilpres 2024 mengabaikan banyaknya persoalan yang terjadi selama ini.
Demikian hal tersebut disampaikan
Ketua Kelompok Kerja Politik Greenpeace Indonesia Khalisah Khalid menanggapi penampilan Gibran Rakabuming Raka dalam debat cawapres yang digelar di Jakarta Convention Center (JCC). Gibran sendiri menekankan soal nikel dan hilirisasi dalam pernyataanya di debat.
“Pertambangan nikel telah memicu kerusakan lingkungan, pencemaran akut, dan penggusuran masyarakat adat. Nikel di Indonesia beroperasi dengan skema perizinan berbasis lahan,” tegas dia, Senin,(22/1/2024).
Ia mencontohkan, per September 2023, ada 362 izin pertambangan nikel dengan luas 933.727 hektare. Bahkan, lanjut dia, sebagian besar berada di timur Indonesia yang kaya biodiversitas.
Ia menjelaskan, di beberapa lokasi terjadi pembukaan lahan dan deforestasi di dalam izin konsesi nikel seluas 116.942 hektare.Ia menerangkan, pembukaan lahan dan deforestasi terjadi di Pulau Sulawesi 91.129 hektare atau 20 persen dari total deforestasi Pulau Sulawesi.
“Dan di Kepulauan Maluku (Provinsi Maluku Utara dan Maluku) seluas 23.648 hektare atau 8 persen dari deforestasi Kepulauan Maluku,” papar dia.
Tak hanya itu, lanjut dia, eksploitasi nikel yang ugal-ugalan juga telah mencemari laut dan udara. Ia menerangkan, rencana pembangunan 53 PLTU captive batu bara yang menambah beban daya sebesar 14,4 GW sebagian besar di antaranya untuk smelter nikel bakal meningkatkan emisi dan pencemaran udara.
“Akibat penambangan dan pengolahan nikel, sebanyak 882 ribu ton limbah berbahaya mencemari Pulau Obi. Cadangan nikel Indonesia pun bakal habis dalam 6-15 tahun saja, imbas dari masifnya pengembangan smelter,” tandas dia.
Sebelumnya calon wakil presiden nomor urut dua Gibran Rakabuming Raka menyindir Muhaimin Iskandar alias Cak Imn calon wakil presiden nomor urut satu, antinikel, di Debat Cawapres pada Minggu (21/1/2024). Hal ini lantaran sering membahas Tesla menggunakan berbahan nikel, material baterai mobil listrik yang banyak dihasilkan Indonesia.
Gibran memanfaatkan waktu bertanya ke cawapres lain dengan mempertanyakan mengapa Imin dan tim suksesnya sering menggaungkan LFP (Lithium Ferro-Phosphate). LFP adalah jenis unsur baterai yang sekarang banyak dipakai Tesla pada mobil listriknya.
“Prinsipnya sederhana. Semua kembali kepada etika Pak Gibran. Etika. Sekali lagi, etika. Etika itu adalah etika lingkungan. Apapun yang menjadi kebijakan kita, menyangkut produksi, pengambilan tambang sumber daya alam, juga apapun yang kita gunakan seluruh potensi bangsa ini, rujukannya adalah etika lingkungan,” kata Imin menjawab Gibran.
Menurut Imin produksi tambang jangan dilakukan sewenang-wenang dan tak memperhatikan lingkungan dan keberlanjutan masa depan.
Laporan: Tim Kedai Pena