Artikel ini ditulis oleh KH. Dr. Iqbal Kliwo, Guru, Alumnus Gontor & Al Azhar Mesir. Tinggal di Kuala Lumpur.
Menutup bulan suci Ramadhan saya ingin menyumbangkan pemikiran untuk kemaslahatan ummat dan masa depan bangsa Indonesia.
Fakta kinerja dan keberpihakan pemerintahan Jokowi sejak awal periode pertama tahun 2014 hingga saat ini jauh dari hadirnya suatu pemerintahan di negara demokrasi Pancasila.
Yang dilantik dengan sumpah dibawah kitab suci teragung dari langit dan terpelihara teks dan konteksnya hingga kiamat.
Rusaknya sistim bernegara dan bersosial sesama warga serta runtuhnya ekonomi yang menjadi faktor utama keberlangsungan hidup manusia dan sirnanya cahaya kebenaran di lembaga lembaga hukum dan pengadilan adalah realita yang dirasakan pada skala individu, keluarga, kelompok, ormas bahkan pada skala berbangsa dan bernegara.
Semua pihak pun sibuk membahas di segala forum, hingga diskusi dan debat setiap hari, setiap waktu. Semua forum itu telah menelanjangi sebab sebab kepada sikon yang rusak ini sehingga tergambar sangat jelas bagi setiap anak bangsa.
Tahap seterusnya, semua pun berlomba meneriakkan perlunya perubahan kepemimpinan, perlunya membina sistim berbangsa dan bernegara secara demokrasi sesuai konstitusi untuk mewujudkan cita cita bernegara yang sesuai dengan Pancasila.
Kalau kita rumuskan secara matematika, baik penambahan maupun perkalian, antara sikon yang rusak dan respon rakyat atas perlunya perubahan kepemimpinan untuk menghasilkan pemimpin yang layak, maka secara jujur, rumusannya adalah:
Sikon Rusak (SR) + Tuntutan Rakyat (TR). SR + TR = RR atau SR x TR = RR (Rizal Ramli).
Artinya jawaban yang tepat sebagai tuntutan rakyat terhadap perubahan sikon ini adalah Dr. Rizal Ramli. Sebab kerusakan adalah fakta, sementara Rizal Ramli juga fakta untuk perubahan sistim dan kemajuan bangsa.
Banyak kalangan sudah membahas ini dari segi integritas, kapasitas, jam terbang, penguasaan masalah, pemecahan masalah dengan cara out of the box yang praktis, ekonomis dan to the point, serta empati kepada rakyat dan bangsa yang kuat dan mendalam yang menjadi dasar keberpihakan dalam kebijakan dan corak pembangunan.
Maka Penulis hanya mau sentuh masalah lain yang juga sangat urgent dan berupa fakta pada sosok Dr. Rizal Ramli.
Pertama, Dr. Rizal Ramli sudah memulai gerakan perubahan sejak jauh hari dan tanpa jabatan. Beliau sangat bersuara lantang dan konsisten menuntut agar PT 20% dihapus.
Bahkan beliau sebagai tokoh nasional diantara yang paling awal mengajukan perubahan kepada MK. Untuk point ini. Sangat jelas, perbedaan level antara Dr. Rizal Ramli dengan semua tokoh yang di gadang gadang masuk dalam daftar calon.
Kedua, perubahan dari sikon yang rusak hanya dapat tergambar dengan jelas dan penuh harapan apabila pemimpin yang terpilih tidak terbebani oleh budi baik pihak lain, apalagi berhutang budi pada pihak yang berkepentingan. Dan perkara itu hanya terlihat jelas pada sosok tokoh Rizal Ramli.
Ketiga, perubahan sistim akan terjadi jika pemimpin berkarakter, tidak takut dengan tekanan apapun, kecuali kepada Tuhan serta punya pergaulan luas di dalam dan luar negeri serta disegani.
[***]