KedaiPena.com – Berakhirnya arus mudik dan arus balik Lebaran 2024, Pengamat Transportasi, Bambang Haryo menyatakan ada beberapa hal yang harus menjadi perhatian pemerintah dan perlu dievaluasi.
“Terkait jalur penyeberangan, dalam hal ini jalur Merak-Bakaheuni, yang menjadi sorotan karena antrian kendaraan yang cukup panjang. Walaupun memang, antriannya tidak sepanjang tahun 2022, tapi itu belum hasil optimal,” kata Bambang, Rabu (17/4/2024).
Sosok yang menjadi Penasehat Utama Perusahaan Penyeberangan, menyatakan masalah utama dari jalur penyeberangan Merak-Bakaheuni adalah kurangnya dermaga.
“Masalah penyeberangan, ya macet saat libur Lebaran begini sudah lama. Padahal ASDP dan Kemenhub sudah berusaha untuk meningkatkan trip. Jumlah trip tertinggi adalah 150 trip per hari dari 36 feri di Merak-Bakaheuni dan 8 feri di Ciwandah. Dan masih ada 22 feri yang belum bisa beroperasi,” urainya.
Feri yang belum beroperasi itu, lanjutnya, adalah karena kapasitas dermaga yang tidak mencukupi untuk penambahan jumlah lintas.
“Sehingga menurut saya, untuk menguraikan kemacetan di penyeberang Merak-Bakaheuni, perlu ditambah dua pasang dermaga lagi, bukan menambah kapal. Selain akan menambah jumlah feri yang beroperasi, juga akan mengurangi waktu tunggu kendaraan untuk memasuki feri. Berdasarkan data, dengan penambahan dermaga ini, akan meningkatkan kecepatan lalu lintas penyeberangan sebanyak 25 persen,” urainya lagi.
Ia menjelaskan saat ini rata-rata trip penyeberangan di Merak-Bakaheuni dan Ciwandah adalah 135 trip, masih di bawah data trip tahun 2018 yang mampu menyentuh rata-rata 144 trip per hari, tanpa dermaga Ciwandah.
“Dari data tersebut jelas sekali, perlu evaluasi Traffic System angkutan penyeberangan, dengan mengacu pada tahun 2017 dan 2018. Bukan hanya rata-rata trip, tapi jumlah kendaraan yang melewati lebih banyak di tahun tersebut,” kata Bambang Haryo.
Berdasarkan data, pada tahun 2018, kendaraan kecil yang menyeberang di Merak-Bakaheuni mencapai 15.780 per hari, bahkan mencapai titik tertinggi pada H-3 sebanyak sekitar 20 ribuan kendaraan. Untuk sepeda motor, tercatat angka 25 ribu, masih di atas angka di tahun 2024 yakni 22.061.
“Selain itu, harus juga dipertimbangkan untuk memperluas penjualan tiket penyeberangan, agar bisa diakses oleh masyarakat secara lebih luas. Misalnya, mulai menjual di gerai-gerai market, jangan hanya via website resmi atau travel agent. Atau mungkin bisa dipertimbangkan dengan menggunakan uang digital,” ungkapnya.
Bambang Haryo juga menyatakan penambahan dermaga ini juga menjadi antisipasi atas potensi peningkatan jumlah kendaraan di masa mendatang dengan semakin meningkatnya infrastruktur jalan di Sumatera.
“Kemacetan tahun ini mungkin memang tidak sepadat tahun 2022, yang antrian di Merak mencapai 8 km. Tapi, pemerintah tentunya harus bisa mempersiapkan dengan lebih baik untuk mengantisipasi peningkatan jumlah kendaraan dan pemudik di masa mendatang,” ungkapnya lagi.
Dan, ia juga menyetujui jika memang ada satu pasang dermaga yang khusus dialokasikan untuk transportasi barang. Sehingga, di momen libur lebaran ini, distribusi barang tidak akan terhambat.
“Di seluruh dunia ini, tidak ada yang namanya angkutan logistik yang berhenti di momen hari raya,” pungkasnya.
Laporan: Ranny Supusepa