KedaiPena.Com – Konsolidasi Mahasiswa Nasional Indonesia (Komando) Jakarta menggelar aksi solidaritas di depan kampus Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), Rabu (25/10). Mereka mengecam tindakan represif, kekerasan dan kriminalisasi terhadap mahasiswa serta rakyat yang terjadi akhir-akhir ini.
Dengan tema ‘Menolak Lupa, Solidaritas Adalah Panglima’ aksi solidaritas ini diikuti oleh mahasiswa UMJ dan Universitas Pamulang (Unpam) yang tergabung dalam Konsolidasi Mahasiswa Indonesia (Komando).
Humas Komando Jakarta, Sulistyawan mengatakan, bahwa aksi solidaritas ini merupakan bentuk perlawanan dari tindakan rezim Jokowi-JK yang mencoba membungkam suara mahasiswa sebagai penyambung lidah rakyat.
“Karena kini perguruan tinggi dan para penegak hukum sedang melakukan upaya untuk membungkam gerakan mahasiswa dan rakyat dengan cara ancaman nilai, ancaman DO dan penjara atau berbagai ancaman lainnya,” jelas dia.
Iwan sapaan akrabnya pun menjabarkan upaya-upaya pembungkaman mahasiswa serta rakyat yang dilakukan oleh Rezim Jokowi-JK saat ini. Dia mengatakan setidaknya ada beberapa peristiwa besar pembungkaman mahasiswa dan rakyat saat ini.
“Pertama adalah tindakan kekerasan dan reperesif terhadap Imanuel Silaban mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara (USU). Pada Kamis malam (19/10), Imanuel diculik dan dianiaya sampai kritis dan saat ini dirawat di ruang ICU. Adalah satpam USU yang melakukan penculikan dan penganiayaan mahasiswa tersebut,” jelas dia
Selain itu, kata dia, tindakan penahanan yang dilakukan oleh Polda Metro Jaya kepada Wildan Wahyu Nugroho Presma BEM UNS serta Panji Laksono Presma IPB pada aksi 3 tahun Jokowi-JK.
“Selain itu, wartawan Panji Bahari pada aksi mahasiswa di depan UIN Serang belum lama ini juga terkena sasaran kekerasan oleh oknum polisi dari Polres Kota Serang,” jelas dia.
Dengan hal tersebut, tegas dia, Komando Jakarta sangat mengecam segala bentuk kekerasan yang dilakukan oleh pihak kampus atau universitas maupun aparatur negara terhadap mahasiswa.
“Kita menolak segala bentuk tidakan represifitas dan kriminalisasi terhadap seluruh gerakan mahasiswa dalam upaya membungkam daya kritis mahasiswa yang berpijak kepada pembukaan UUD 1945 dan Pancasila sebagai landasan dasar cita-cita Indonesia merdeka,” ujar dia.
Dia juga mengingatkan agar Polri sebagai polisi rakyat dapat berpijak kepada karakter Jendral Hoegeng dan bersetia terhadap pancasila dan Tribrata Polri. TNI pun, lanjut dia, sebagai tentara rakyat juga harus berpijak kepada karakter Jenderal Soedirman dan bersetia terhadap Saptamarga.
“Jadikan pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum di Indonesia dalam konsepsi membumikan pancasila dalam ketahanan nasional. Karena pancasila adalah perasaan umum dari seluruh rakyat Indonesia,” tandas mahasiswa jurusan hukum UMJ ini.
Laporan: Muhammad Hafidh