SAYA sejak awal sudah menduga bahwa ada keterlibatan nyata dari direksi PLN terkait kasus suap PLTU Riau 1.
Meskipun terlambat penetapannya, namun kita harus mengapresiasi kinerja KPK dalam mengungkap kasus ini, karena publik bertanya, sudah hampir 10 bulan kenapa belum menetapkan tersangka dari pihak PLN, padahal bukti-buktinya sudah lebih dari cukup.
Maka tidak tertutup kemungkinan dari pengembangan keterangan Sofyan Basyir bisa menyeret Dirut Pertamina Nicke Widyawati dalam konspirasi ini.
Mengingat munculnya proyek PLTU Riau 1 mulanya diawali oleh perencanaan yang saat itu di bawah kewenangan Direktur Perencanaan Strategis 1 Nicke Widyawati.
Karena awalnya pihak Blackgold Natural Resources Ltd berminat terhadap proyek pembangkit PLTGU Jawa 3, tapi oleh Sofyan Basyir dikatakan sudah ada jagonya, lalu disarankan untuk ambil PLTU Riau 1.
Bahkan sudah saatnya KPK mengungkap kasus lainnya dalam proyek pembangkit 35.000 MW yang mungkin sama modusnya dengan kasus PLTU Riau 1, karena praktek itu sudah menjadi rahasia umum.
Hal ini penting, karena semua dana suap yang terungkap hampir USD 50 juta dibagi untuk politisi Golkar dan dijanjikan kepada direksi PLN yang terungkap di persidangan, merupakan “sun cost” bagi investor.
Dan tentu biaya itu akan dibebankan kepada harga jual listrik kepada PLN dan ujungnya rakyat dan negara yg dirugikan.
Oleh Direktur Eksekutif CERI, Yusri Usman