KedaiPena.Com – Ekonom Indonesia Sumitro Djojohadikusumo pernah membantu Pemerintah Malaysia di tahun 1969. Bantuan itu untuk merumuskan kebijakan ekonomi nasional yang berorientasi melindungi kepentingan pribumi.
Begawan ekonomi Rizal Ramli menjelaskan, karena kebijakan yang dirumuskan Cum, sapaan Sumitro itu, Malaysia terhindar dari ketimpangan ekonomi yang bisa membuahkan kerusuhan sosial.
“Tahun 1969 Perdana Menteri Malaysia Tun Hussein Onn pernah meminta bantuan Indonesia untuk merumuskan kebijakan ekonomi,” kata Rizal Ramli di Jakarta, ditulis Senin (1/4/2019).
Tun Hussein Onn, sambung RR, sapaan Rizal, menghubungi Presiden Soeharto via telepon. Presiden kedua RI itu kemudian mengirim Soemitro untuk membantu Malaysia merumuskan kebijakan ekonomi pro bumiputra
Menurut dia, ketimpangan dan kecemburuan sosial yang ada bisa diselesaikan dengan melaksanakan kebijakan berpihak kepada bumiputra dengan memberikan kesempatan lebih luas agar mobilitas ekonomi bumiputra semakin meningkat.
Sambung RR, affirmative policy untuk mencegah kerusuhan sosial dimulai dari Amerika Serikat dengan memberikan kesempatan dan peluang bagi kelompok minoritas dan perempuan.
“Misalnya untuk warga kulit hitam dan perempuan dalam bidang pendidikan, ekonomi dan sosial. Kalau affirmative action policy untuk mayoritas dimulai di Malaysia di bawah Tun Hussein Onn,” tambahnya.
Saat ditanya apakah calon presiden Prabowo Subianto bisa mengikuti jejak ayahnya, Sumitro Djojohadikusumo, RR mempersilakan wartawan menanyakan langsung hal itu kepada Prabowo.
“Saya enggak bisa main tebak-tebakan. Bapaknya bisa membantu Malaysia merumuskan kebijakan tersebut. Kita harus tanya langsung apakah Prabowo bisa melakukan affirmative policy,” ujarnya.
Laporan: Muhammad Lutfi