KedaiPena.Com- Dewan Pakar TKN Prabowo Gibran Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Taufan Rahmadi meminta cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar alias Cak Imin tak terjebak dalam pemahaman sempit soal konsep wisata halal. Taufan menyarankan, Cak Imin berhenti menyampaikan hal melenceng dari konsep wisata halal sebenarnya.
Hal itu disampaikan Taufan sapaanya menanggapi pernyataan dari Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini yang berjanji akan mengembangkan wisata halal. Cak Imin juga menjanjikan bila menang Pilpres 2024 bersama Anies Baswedan maka tidak akan ada lagi wisata haram di Indonesia.
“Cak Imin seharusnya tidak terjebak pemahaman sempit dan menyampaikan hal-hal yang melenceng dari konsep wisata halal yang sebenarnya,” kata Taufan, Selasa,(16/1/2024).
Taufan lantas menerangkan, konsep wisata halal bukanlah bentuk islamisasi destinasi. Konsep wisata halal, kata Taufan, berkaitan dengan gaya hidup dan extended services yang diberikan kepada wisatawan baik muslim ataupun non muslim.
“Yang memang menghendaki layanan halal pada saat berlibur di destinasi,” papar Taufan.
Taufan menerangkan, konsep layanan halal antara lain, penyediaan perlengkapan sholat, memberikan penunjuk arah kiblat di kamar hotel, restoran yang menyajikan makanan halal hingga maupun kemudahan mengakses tempat ibadah.
“Wisata halal sudah pasti tidak akan membunuh wisata konvensional yang sudah ada selama ini. Justru dengan konsep itu, pengelola destinasi dapat memberikan pilihan kepada wisatawan untuk memilih layanan berwisata sesuai kebutuhan,” beber Taufan.
Taufan menegaskan, konsep wisata halal wisatawan dihendakan memilih makanan dan minuman. Taufan mencontohkan seperti saat wisatawan menghendaki ketersedian layanan makanan-minuman halal ataupun non halal.
“Mereka bisa memilih hotel dan restoran yang menyajikan jenis makanan tersebut,” ungkap Taufan.
Atas kondisi demikian, Taufan menekankan,
halal bukanlah islamisasi destinasi dan merupakan layanan pilihan. Taufan memastikan bahwa penerapan wisata halal tidak bisa dan boleh dipaksakan di Indonesia.
“Terlebih dalam konteks pariwisata Indonesia yang juga terbuka melayani aneka ragam kebutuhan wisatawan mancanegara, tentunya dalam batas-batas yang tidak melanggar hukum,” imbuh Taufan.
Dalam kesempatan itu, Taufan juga menyindir, Cak Imin juga menyebut bahwa wisata halal Indonesia kalah dari Malaysia. Pernyataan Cak Imin, menurut Taufan, sangat jelas tidak benar.
“Pada era pemerintahan Jokowi, sektor pariwisata Indonesia telah berhasil meraih prestasi dunia terkait wisata halal, dengan mengalahkan negara-negara besar yang selama ini dikenal sebagai legenda wisata halal. Termasuk Malaysia,” imbuh Taufan.
Taufan mengingatkan, setidaknyaterdapat dua peristiwa penting terkait prestasi Wisata Halal Indonesia di kancah dunia. Pertama, pada tahun 2015 Indonesia yang diwakili oleh Lombok.
“Indonsia berhasil meraih dua penghargaan dunia sekaligus yaitu: World Best Halal Tourism Destination dan World Best Halal Honeymoon Destination dari World Halal Travel Awards Abudhabi UAE,” beber Taufan.
Sedangkan penghargaan kedua, Taufan menambahkan, terjadi pada tahun 2023 dimana Indonesia meraih peringkat pertama dalam Global Muslim Travel Index 2023 (GMTI) dari 138 negara destinasi pariwisata yang dinilai.
“Capaian ini bahkan lebih cepat dari target yang ditetapkan, yaitu pada 2025. Dalam GMTI 2023 itu, Indonesia dan Malaysia sama-sama meraih Skor 73, lalu dilanjutkan Arab Saudi 72, UAE 71 dan Turki 70 poin,” ungkap Taufan.
Taufan mengakui, pengembangan wisata halal di Indonesia harus diakui memang masih perlu terus ditingkatkan. Taufan memastikan, pengembangan wisata halal menjadi fokus pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
“Karena itu tantangan-tantangan terkait penataan destinasi, promosi dan sumber daya manusia menjadi salah satu fokus perhatian dari program Asta Cita yang tercantum dalam visi-misi Prabowo-Gibran bersama Koalisi Indonesia Maju,” tandas Taufan.
Laporan: Sabilillah