KedaiPena.Com – Masyarakat saat ini sedang diresahkan oleh sikap ormas keagamaan. Sebab, mereka menerima konsensi tambang yang ditawarkan pemerintah.
Demikian dikatakan Juru Bicara Presiden era Abdurrahman Wahid, Adhie Massardi dalam keterangan kepada redaksi, Selasa (6/8/2024).
“Tiba-tiba NU ikut nambang batu bara. Muhammadiyah juga ikut nambang batu bara. Menurut saya, ormas keagamaan harus menyadari, hari ini etika dan moralitas itu dinistakan,” kecewa Adhie.
Baca juga: Tidak Bisa Dibayangkan Jika PBNU Jadi Ambil Alih PKB
Koordinator Gerakan Indonesia Bersih (GIB) ini melanjutkan, contoh ketika etika dan moral bangsa dilecehkan adalah terkait isu-isu tertinggi.
Mahkamah Konstitusi (MK) melanggar etika habis-habisan. Mahkamah Agung (MA) juga melanggar etika. Yang mengatur sirkulasi kepemimpinan, Komisi Pemilihan Umum (KPU), melanggar etika.
“Harusnya, karena etika dan moral itu ranahnya ormas agama, harusnya mereka bicara soal ini. Bukan bicara tentang partai politik, pertambangan atau lain-lain,” sambung aktivis Pro Demokrasi ini.
Adhie melihat tidak ada satu pun ormas keagamaan yang membicarakan soal krisis etika dan moral kebangsaan, padahal ini otoritas mereka.
“Oleh sebab itu saya, mengumpulkan teman-teman untuk membuat petisi, kepada PBNU, Muhammadiyah, PGI, KWI, Walubi dan lain-lain, kalian ngapain aja selama ini. Kenapa etika dan moral berantakan gini kalian kemana saja,” jelas Adhie.
“Kalau memang tidak ada manfaatnya, kalian membubarkan diri aja. Daripada menghambur-hamburkan energi bangsa untuk organisasi, tapi membiarkan bangsa ini kehilangan etika dan moral,” sambungnya.
“Nah ini lah yang mendapatkan sambutan dari teman-teman. Ok mas, ayo kita bikin petisi. Kalian ngapain aja,” Adhie melanjutkan.
Petisi ini, lanjutnya, bukan tentang tambang, tapi tentang etika dan moral yang dilanggar oleh Mahkamah Konstitusi, Mahkamah Agung, KPU dan dibawah-bawahnya lagi. Dan ormas keagamaan tidak pernah berbicara apa-apa soal ini.
“Ketika di depan mata ada ribuan orang, pelanggaran etika dalam pemilu, tidak ada sepatah kata pun mereka ngomong, dari ormas-ormas keagamaan itu,” tandas dia.
Laporan: Muhammad Rafik