KedaiPena.Com- Anggota Komisi X DPR RI Andreas Hugo Pareira menyoroti kabar ratusan mahasiswa Institut Pertanian Bogor atau IPB yang diduga terjerat pinjaman online (pinjol). Andreas begitu ia disapa terheran-heran dengan adanya ratusan mahasiswa IPB yang terjerat kasus pinjol.
Andreas mengatakan bahwa mahasiswa dengan latar belakang pendidikan seharushya lebih paham dari masyarakat sederhana yang minim akan literasi keuangan.
“Karena mahasiswa dengan latar belakang pendidikannya seharusnya lebih paham dari masyarakat sederhana yang minim literasi keuangan. Oleh karena itu kasus pinjol di kalanga mahasiswa ini saya duga disamping karena minimnya literasi keuangan, juga karena gaya hidup, budaya instan (Ingin cepat sukses),” ujar Andreas, Selasa,(15/11/2022).
Andreas juga menyinggung pentingnya pendidikan karakter, etos kerja dan keteladanan dari para dosen serta lingkungan kampus untuk membangun universitas sebagai komunitas akademis berkarakter baik.
“Meskipun di kampus lebih mengedepankan science tetapi tetap pentingnya pendidikan karakter, etos kerja dan keteladanan dari dosen dan lingkungan kampus sehingga membangun kampus sebagai komunitas akademis yang berkarakter baik,” ungkap Politikus PDIP ini.
Andreas menegaskan, bahwa fenomena pinjol dikalangan masyarakat selain berkaitan dengan masalah literasi keuangan juga karena pilihan gaya hidup.
“Soal pinjol ini merupakan fenomena umum yang mempunyai kaitan dengan literasi keuangan juga gaya hidup konsumptif masyarakat kita hari ini. Namun kalau ini terjadi pada mahasiswa tentu merupakan kasus khusus,” tandas Andreas.
Diketahui, publik digegerkan oleh ratusan mahasiswa universitas IPB yang terjerat kasus pinjol. Dalam kasus ini, sejumlah mahasiswa yang terjerat pinjaman online didatangi penagih utang ke rumahnya.
Penagihan utangnya itu berkisar Rp3 juta-Rp13 juta. Sementara penjualan online itu ternyata tidak menguntungkan.
Para mahasiswa diduga terpengaruh oleh kakak tingkatnya untuk masuk ke grup WhatsApp usaha penjualan online.
Mereka diminta investasi ke usaha tersebut dengan keuntungan 10 persen per bulan dan meminjam modal dari pinjaman online.
Namun dalam perjalanannya, keuntungan tidak sesuai dengan cicilan yang harus dibayarkan kepada pinjaman online hingga para mahasiswa mulai resah saat ditagih debt collector dan sebagainya. Kini mereka berinisiatif melapor ke Polresta Bogor Kota.
Laporan: Tim Kedai Pena