KedaiPena.Com – Anggota Komisi VII DPR RI Dyah Roro Esti mengaku sepakat dengan rencana pemerintah yang akan menghapus jenis bahan bakar minyak (BBM) Premium dan Pertalite secara bertahap pada tahun 2022.
“Pada prinsipinya kami sepakat tapi dengan catatan,” kata Dyah Roro seperti dikutip KedaiPena.Com dalam sebuah video wawancara dengan salah satu TV Swasta, Selasa, (28/12/2021).
Dyah Roro menjelaskan, catatan yang dimaksud ialah soal landasan hukum, pengaturan harga hingga metodologi mensosialisasi pergantian BBM tersebut.
“Landasan hukumnya dulu, lalu kemudian langkah apa selanjutnya yang ditempuh oleh pemerintah ke depan baik. Baik, dari pengaturan harga BBM hingga metodologi mensosialisasikan (pengahapusan premium dan pertalite ),” tegas Dyah Roro.
Dyah Roro menambahkan, sebagai Wakil Rakyat, fokus utama dirinya ialah agar masyarakat tidak dirugikan dengan adanya penghapusan Premium dan Pertalite ini.
“Terlebih lagi dengan kondisi seperti pandemi Covid-19. Jangan sampai ini menambah beban masyarakat,” ungkap Dyah Roro.
Dyah Roro mengakui, jika penghapusan jenis BBM ini didasari ratifikasi Paris Agreement atas konvensi kerangka kerja perserikatan bangsa-bangsa mengenai perubahan iklim
Dyah menjelaskan, ratifikasi itu termaktub dalam Undang-undang (UU) No. 16 Tahun 2016 tentang persetujuan Paris Atas Konvensi Kerangka Kerja Perserikatan Bangsa-Bangsa mengenai Perubahan Iklim.
“Kita (Indonesia) targetnya mengurangi emisi karbon sebesar 29 persen di tahun 2030,” jelas Dyah Roro.
Meski demikian, Politikus Golkar ini mengaku, jika belum ada pembahasan matang terkait rencana pengahapusan Pertalite dan Premium antara Komisi VII dan Pertamina.
“Jadi sebetulnya ketika kita berbicara pengahapusan Pertalite dan Premium itu memang sempat disinggung beberapa waktu. Namun pembahasan secara matang belum dilakukan,” tandas Dyah Roro.
Sebelumnya, Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas, Soerjaningsih mengatakan, saat ini Indonesia memasuki masa transisi di mana Premium akan digantikan dengan Pertalite, sebelum akhirnya akan menggunakan BBM yang ramah lingkungan.
Pemerintah sendiri berupaya mendorong penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang ramah lingkungan dengan strategi transisi dari bensin Premium (RON 88) ke Pertalite (RON 90). Kemudian dilanjutkan shifting dari Pertalite ke Pertamax.
Perubahan dari Premium ke Pertalite akan mampu menurunkan kadar emisi CO2 sebesar 14%, untuk selanjutnya dengan perubahan ke Pertamax akan menurunkan kembali emisi CO2 sebesar 27%.
Laporan: Muhammad Hafidh