KedaiPena.Com- Dewan Perwakilan Rakyat atau DPR mendesak adanya investasi dari pemerintah mencari pihak yang bertanggung jawab dalam obat sirop atau cair memicu munculnya penyakit gangguan ginjal akut pada anak. Pasalnya, dalam obat sirup tersebut ditemukannya zat zat seperti Etilen Glikol (EG), Dietilen Glikol (DEG) dan etilen glikol butil ether (EGBE).
“Harus ada pihak bertanggung jawab, mengapa zat zat seperti itu mencemari obat sirup dan cair. Artinya, harus dipastikan kondisi tersebut akibat ada kelalaian atau ketidaksengajaan ataukah tidak mentaati prosedur atau perubahan bahan baku, yang tidak melaporkan pada otoritas BPOM,” kata Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PDIP Rahmad Handoyo kepada wartawan, Sabtu,(22/10/2022).
Ia menuturkan, sesuai aturan yang berlaku, jika ada perubahan bahan baku pun semestinya harus seizin BPOM. Bisa dicurigai perubahan bahan baku tidak dilaporkan sehingga ada kandungan zat zat berbahaya melarut.
“Sekali lagi saya katakan mesti ada pihak yang bertanggung jawab baik dari sisi administrasi maupun dari sisi hukum. Kalau memang ada pelanggaran ya harus diberikan sanksi,”katanya.
Terkait kesalahan ini, Handoyo mendorong pemerintah untuk membuka seterangnya perusahaan mana, obat-obatan mana yg mengandung zat kimia berbahaya itu, sehingga masyarakat jadi paham dan jadi pelajaran semua.
Handoyo mengatakan masyarakat agar tetap tenang, tidak panik serta selalu mengikuti saran dokter menghentikan sementara penggunaan obat berbasis cair atau sirup.
“Tak kalah penting, masyarakat harus berkomunikasi dengan dokter tentang penggunaan obat di luar sirup disaat anak sakit,” papar dia.
Rahmad pun meyakini, horor penyakit gangguan ginjal akut misterius pada anak-anak bisa ditangani dengan baik. Setidaknya, kata politisi PDI Perjuangan ini, kini masyarakat bisa menarik nafas lega karena pemerintah, dalam hal ini Kemenkes, BPOM dan berkolaborasi dengan Ikatan Dokter Anak telah mengetahui penyebab utama penyakit yang tingkat kematian mencapai 55 persen ini
“Tentu saja kita pantas berterimakasih kepada pemerintah atas kerja keras mereka mulai sejak awal ditemukan penyakit ini sampai akhirnya ditemukan titik terang penyebab penyakit gangguan ginjal akut pada anak ini. Kita apresiasi kerja keras mereka,” beber Rahmad.
Rahmad memastikan, parlemen juga ikut merasa lega sekaligus juga mengapresiasi temuan obat penyakit gangguan ginjal akut yang menyerang anak-anak telah di lakukan uji di RSCM dengan hasil yang positip
“Sesuai keterangan pemerintah kan obat tersebut sudah diuji coba di RSCM dan hasilnya positif. Sungguh melegakan ya, obat tersebut sudah bisa digunakan untuk menolong anak-anak kita yang saat ini mengalami gagal ginjal akut,”katanya.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. Jumat (21/10) menyampaikan bahwa obat yang didatangkan dari Singapura tersebut,namanya Fomepizole [injeksi]. Dikatakan, obat telah diujicobakan kepada 10 pasien yang sedang dirawat di RSCM dan hasilnya positif yakni mampu meredakan gejala yang dialami.
Obat Fomepizole belum tersedia di Indonesia, jadi masih harus didatangkan dari negara produsen Singapura. Data terakhir menyebutkan jumlah kasus gagal ginjal akut di Indonesia tercatat 241 kasus. Dari jumlah tersebut, 133 kasus di antaranya berujung kematian.
Laporan: Muhammad Hafidh