KedaiPena.Com- Dewan Perwakilan Rakyat atau DPR menilai APBN telah bekerja keras untuk menjadi shock absorber dalam menghadapi tekanan kenaikan harga komoditas pangan dan energi. Hal itu, Baik melalui kebijakan subsidi BBM maupun digenjotnya penyaluran bantuan sosial sebagai bantalan kebutuhan sehari-hari masyarakat.
Demikian disampaikan Anggota Komisi XI DPR RI Fraksi Partai Golkar Puteri Komarudin saat merespons inflasi pangan yang mencapai angka 11,47 persen secara tahunan (year on year) pada Juli 2022. Padahal, normalnya inflasi pangan ini hanya 5 sampai 6 persen. Tidak heran jika inflasi tahunan menembus 4,94 persen, tertinggi sejak Oktober 2015.
“Tentu hal ini perlu dilanjutkan disertai upaya antisipasi dengan terus menjaga kestabilan pasokan, dan mengendalikan penyaluran BBM bersubsidi. Termasuk, perlu terus pantau kebijakan moneter negara maju dan perkembangan konflik geopolitik yang terjadi untuk menetralisir dampak rambatannya ke dalam negeri,” kata Puteri, Senin,(15/8/2022).
Dengan kondisi yang masih diselimuti ketidakpastian, Puteri berharap, APBN dapat juga didesain secara fleksibel dan responsif untuk mengantisipasi serta meredam gejolak yang mungkin terjadi.
“Baik akibat pandemi, tensi geopolitik yang masih berlanjut, kenaikan inflasi global, maupun ketidakpastian harga komoditas global,” jelas Puteri.
Puteri menegaskan, APBN tetap harus menjadi tumpuan untuk mempercepat pemulihan ekonomi, menjaga daya beli masyarakat dan mengendalikan inflasi, hingga mendorong upaya reformasi struktural.
“Untuk itu, kebijakan anggaran harus diramu secara hati-hati, cermat dan juga kredibel dengan memperhatikan berbagai risiko ketidakpastian,” tandas Puteri.
Laporan: Tim Kedai Pena