KedaiPena.Com- Perbincangan mengenai penundaan Pemilu 2024 di sosial media sangatlah rendah. Hal tersebut merupakan hasil penelusuran dari Praktisi Big Data dan Founder Drone Emprit Ismail Fahmi.
Hal tersebut disampaikan Ismail Fahmi dalam dalam diskusi yang digelar Partai Demokrat dengan tema ‘Menolak Penyalahgunaan Survei Sebagai Akal-Akalan Perpanjangan Kekuasaan’, Sabtu (19/3/2022).
“Saya respon setelah Cak Imin dan saya share data, rasionya sangat sendikit hanya 10-20 ribu dari twitter, dan jika ditambahkan dari facebook juga tidak sampai satu juta. Kemudian pak Luhut meningkat 110 juta dan saya langsung respon,” ucap dia.
Ia juga mengatakan, pihaknya juga mendapatkan data dari LAB 45 terkait isu tersebut. Akan tetapi data tersebut merupaka data pada tahun 2021 yang saat itu isunya ialah mengenai isu perpanjangan masa jabatan menjadi tiga periode.
“Kemudian mereka melakukan penelitian data, hasilnya sama hanya 10 ribu di twitter dan mayoritas juga menolak,” katanya.
Menurutnya, kerap sekali pihak-pihak yang mengklaim atau menggunakan istilah big data. Namun, tidak memahami terkait big data.
“Ini bahaya dan bisa jadi tidak paham, itu dipakai justifikasi dan bahayanya metodeloginya tidak dibuka hanya hasilnya saja,” imbuhnya.
Selain itu, ia juga mengingatkan, kepada semua pihak untuk tidak mudah dalam mengklaim big data. Ia berharap, ke depan big data juga akan kerap digunakan dalam menganalisa opini publik.
“Terkait yang akan datang banyak orang yang akan mengklaim big data, misalnya untuk menganalisa opini publik, itu didapat dari media sosial dan media massa,” pungkasnya.
Laporan: Muhammad Lutfi