KedaiPena.Com- Pemerintah diminta agar dapat segera mengusut tuntas tragedi tenggelamnya kapal penangkap ikan China di Samudra Hindia yang membawa 17 WNI di dalamnya. Permintaan itu, disampaikan langsung oleh Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani Aher.
Netty begitu sapaan karibnya menilai, bahwa pemerintah harus dapat segera mengabarkan bagaimana status terkini dari para anak buah kapal atau ABK tersebut kepada pihak keluarga korban.
“Pemerintah harus mengabarkan bagaimana status terkini dari para ABK tersebut ke pihak keluarga korban; apakah mereka sudah ditemukan atau belum. Ini harus ada kejelasannya,” kata Netty dalam keterangan tertulis, Selasa,(23/5/2022).
Menurutnya, jangan sampai keluarga korban kebingungan dan merasa tidak diperhatikan lantaran tidak adanya update dari pemerintah soal nasib ABK tersebut.
“Jangan biarkan keluarga korban bingung dan merasa tidak diperhatikan pemerintah akibat belum adanya kejelasan status para awak kapal tersebut,” jelas Netty.
Lebih lanjut, politisi PKS asal Jawa Barat ini meminta pemerintah agar berkoordinasi dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah China, untuk mengusut ada atau tidaknya pelanggaran hukum atau unsur kelalaian.
“Pemerintah harus memastikan tidak ada unsur pelanggaran hukum atau kelalaian dalam kejadian tersebut. Jika ditemukan adanya unsur pelanggaran yang membuat kapal tersebut terbalik maka pemerintah harus mengambil langkah yang tegas,” papar Netty.
“Apakah tenggelamnya kapal tersebut murni karena kondisi cuaca atau alam atau karena adanya unsur kelalaian? Keluarga korban berhak mendapatkan informasi yang lengkap,” ungkap Netty.
Terakhir, ia juga meminta pemerintah agar memastikan pihak keluarga korban mendapatkan hak-haknya sebagai tenaga kerja.
“Dampingi keluarga korban agar dapat memperoleh hak-haknya sebagai pekerja, baik berupa santunan atau kompensasi lainnya. Pastikan keluarga korban dipersulit untuk mendapatkan hak-hak mereka,” pungkas Netty.
Sebelumnya, media pemerintah China melaporkan 39 anak buah kapal penangkap ikan yang diawaki 19 ABK asal China, 17 ABK asal Indonesia, dan lima dari Filipina telah hilang.
Laporan: Tim Kedai Pena