KedaiPena.Com – Melonjaknya inflasi bahan makanan RI atau pangan dinilai belum sampai kondisi mengkhawatirkan. Pasalnya, kondisi pelonjakan inflasi pangan yang tembus angka 11 persen baru sampai pada kondisi waspada saat ini.
Hal itu disampaikan Guru Besar Institut Pertanian Bogor atau IPB Hermanto Siregar merespons inflasi bahan makanan sampai Juli 2022 secara year on year (yoy) menembus 11 persen. Angka tersebut lebih tinggi dari inflasi umum yang hampir mencapai 5 persen.
“Menurut saya inflasi bahan makanan RI saat ini memang cukup tinggi. Namun belum sampai pada kondisi mengkhawatirkan. Baru sampai kondisi waspada,” kata Hermanto, Selasa,(16/8/2022).
Alasannya, kata Hermanto, relatif meningkatnya inflasi bahan makanan tersebut lebih disebabkan oleh pengaruh faktor eksternal,yakni kenaikan inflasi global serta dampak buruk perang Rusia-Ukraina.
“Adapun faktor internal pertanian pangan RI saat ini relatif kuat,” beber Hermanto.
Hermanto memandang, langkah pemerintah, khususnya Kementerian Pertanian, memaksimalkan peningkatan produksi sudah tepat.
“Termasuk dalam langkah itu ialah bidang-bidang lahan potensial yang menganggur diupayakan untuk ditanami tanaman pangan,” imbuh Hermanto.
Selain itu, lanjut Hermanto, sistem distribusi dan logistik pangan harus semakin diefisienkan.
“Kita berharap banyak kepada Badan Pangan Nasional (Bapanas) untuk hal ini,” jelas Hermanto.
Hermanto meminta, pemerintah daerah juga dapat bergerak dan tidak sekedar mengandalkan pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Pertanian dan Bapanas.
“Jangan hanya mengandalkan pemerintah pusat (Kementan dan Bapanas) saja. Yang justru lebih krusial melakukannya adalah pemerintah-pemerintah daerah,” pungkas Hermanto.
Laporan: Muhammad Hafidh